TRIBUNPALU.COM - Penyanyi legendaris Bob Tutupoly meninggal dunia hari ini, Selasa (5/7/2022) dini hari, sahabatnya ungkap kronologi meninggalnya sang legenda.
Stanley Tulung yang merupakan sahabat sekaligus pengamat musik membeberkan kondisi Bob sebelum meninggal dunia.
Dikatakan Stanley, tadi malam sebelum menghembuskan napas terakhir, Bob Tutupoly sempat membutuhkan transfusi darah.
"(Sebelum meninggal) sempat mau di transfusi darah karena HB turun," ujar Stanley Tulung saat dihubungi awak media, Selasa (5/7/2022).
"Tapi sekitar jam 23.00 sudah tidak respons dan dinyatakan meninggal jam 00.03 itu," tambahnya.
Baca juga: Penyanyi Bob Tutupoly Meninggal Dunia Selasa Pagi,Ini Perjalanan Karier Sang Pelantun Tembang Widuri
Sayangnya, Stanley tak bisa memastikan penyebab meninggalnya Bob Tutupoly dini hari tadi. Hingga saat ini ia belum mendapat kabar pasti dari keluarga.
"Penyebab meninggal belum dijawab sama anaknya," jelasnya.
Stanley juga membenarkan kondisi Bob Tutupoly akhir-akhirn ini yang mengharuskan dirawat di rumah sakit.
Ia mengatakan beberapa waktu lalu kondisi mendiang Bob Tutupoly sempat membaik meskipun kemudian menurun lagi.
"Lupa sejak kapan (dirawat di rumah sakit) ini tapi kondisinya membaik, terus drop, on-off (drop-membaik) gitu," terangnya.
Hingga saat ini, pihak keluarga Bob Tutupoly belum bisa dimintai keterangan terkait detail meninggalnya Bob Tutupoly.
Sekadar informasi, beberapa bulan terakhir, kondisi kesehatan Bob Tutupoly memang menurun.
Bob Tutupoly sempat dirawat intensif di salah satu rumah sakit sejak beberapa bulan lalu.
Perjalanan karier Bob Tutupoly
Dikutip dari Wikipedia, pria bernama asli Bobby Willem Tutupoly itu lahir pada 13 November 1939.
Bob mulai rekaman di Jakarta pada tahun 1965 bersama Pattie Bersaudara. Selanjutnya, ia dikenal dengan lagu-lagu Lidah Tak Bertulang, Tiada Maaf Bagimu, Tinggi Gunung Seribu Janji, dan lain-lain.
Kegemaran Bob Tutupoly akan dunia tarik suara telah ditunjukkannya sejak kecil dan ia mulai bernyanyi mendapatkan uang jajan tambahan pada masa remajanya.
Saat duduk di bangku SMA, Bob diajak bergabung dalam Kwartet Jazz di RRI Surabaya oleh Didi Pattirane.
Baca juga: Papa T Bob Meninggal Dunia, Tina Toon Berbelasungkawa, Kenang Kisah Nama Toon dan Lagu Bolo-bolo
Bersama Didi Patirane, Bob juga merekam lagu-lagu daerah Maluku, seperti Mande-mande, Sulie, dan Donci Bagici.
Rekaman tersebut difasilitasi oleh perusahaan rekaman milik negara, Lokananta. Pada masa-masa itu, Bob juga diminta bergabung dengan Chen Brohers (Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) untuk mengisi acara dansa kalangan atas.
Bob Tutupoly pernah tergabung di dalam Band Bhinneka Ria bersama dengan Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin.
Band ini berhasil menjuarai festival band di Surabaya dan festival Band se-Jawa di Jakarta. Band Bhinneka Ria sempat bermain bersama Trio Los Pancos dan merekam lagu Oto Bemo, Kopral Jono, bersama dengan Jack Lesmana pada tahun 1960.
Ketika berkuliah di Bandung, Bob tergabung dalam grup Cresendo pimpinan Yongki Nusantara yang sering tampil di hotel, seperti Hotel Homman dan Bumi Sangkuriang serta beberapa klub malam kota Bandung.
Pada tahun 1963, band The Riders meminta dirinya menggantikan vokalis mereka saat itu, Bill Saragih, yang bekerja di Thailand.
Bersama The Riders, Bob dapat tampil di Nirwana Super Club, Hotel Indonesia sebanyak 15 kali dalam sebulan. Bob tidak hanya sering tampil di Hotel Indonesia, tetapi juga di TVRI dan tempat-tempat lain yang mengundangnya.
Pada 1969 ia pergi ke Amerika Serikat dan memimpin sebuah restoran milik Pertamina di kota New York.
Setelah kembali ke Indonesia pada 1977, ia menjadi populer karena membawakan lagu Widuri, ciptaan Slamet Adriyadi, yang menjadi sangat terkenal hingga saat ini.
Baca juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia Rumah Sakit Pertamina Simprug, Positif Covid-19
Album
Beberapa album yang telah direkam oleh Bob Tutupoly adalah
- The Best Song Of Bob Tutupoly Widuri
- Album Nostalgia 2
- Album Cinta Nostalgia 2
- Tembang Kenangan Pop Indonesia Vol 6 "Kerinduan"
Selain sebagai penyanyi, Bob Tutupoly juga menjajal sebagai pembawa acara.
Acara yang dipandunya seperti kuis Pesona 13 (selama 1,5 tahun), Silih berganti (selama 2 tahun), dan Ragam Pesona (selama 5 tahun)
Pernikahan
Ketika menjabat sebagai public relations di Restoran Ramayana (NY), Bob berkenalan dengan seorang penari Indonesia bernama Rosmayasuti Nasution (Yosie) yang sedang tampil di tempat tersebut.
Bob Tutupoly melamar istrinya pada tahun 1972. Istrinya tersebut merupakan None Jakarta 1972. Pada tanggal 15 April 1977, Bob dan Yosie resmi menjadi suami-istri di hadapan petugas catatan sipil.
Pernikahan tersebut dihadiri oleh Adnan Buyung Nasution sebagai saksi atas keluarga Yosie dan Leo Lopulisa sebagai saksi dari pihak Bob.
Sebelumnya mereka berdua harus menjalani persidangan selama sembilan bulan dikarenakan perbedaan keyakinan yang mereka anut.
Putri semata wayang mereka lahir di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1978 dan diberi nama Sasha Karina Tutupoly.
Sebelumnya, kabar meninggalnya Bob Tutupoly seakan dibenarkan oleh sahabatnya, Stanley Tulung lewat unggahan fotonya di media sosial.
"RIP Om Bob Tutupoly," tulis Stanley Tulung dalam kolom captionnya.
Stanley pun menuliskan kalimat perpisahan yang menyampaikan terima kasihnya atas semua karya-karya Bob Tutupoly.
"Terima kasih atas semua yang sudah om Bob berikan untuk kita semua. Semoga lapang jalanmu menuju keabadian sejati," tulis Stanley Tulung.
Kabar meninggalnya Bob Tutupoly juga diunggah oleh musikus Addie MS.
"Selamat Jalan, Om Bob Tutupoli," demikian bunyi twit Addie MS.
Hingga berita ini diturunkan, tim Warta Kota masih menelusuri tempat persemayaman dan pemakaman dari Bob Tutupoly. (Warta Kota/Wikipedia).