PT Vale

Optimalkan Pengelolaan Sampah, PT Vale Dorong Target Nol Sampah ke TPA Tahun 2050

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SISTEM PEMILAHAN SAMPAH - PT Vale Indonesia Tbk terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan, salah satunya melalui sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang terintegrasi. Upaya ini menjadi bagian dari visi besar perusahaan untuk mencapai target Zero Waste to Landfill pada tahun 2050.

Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Andika Satria Bharata 

TRIBUNPALU.COM, LUWU TIMUR – PT Vale Indonesia Tbk terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan, salah satunya melalui sistem pemilahan dan pengolahan sampah yang terintegrasi. 

Upaya ini menjadi bagian dari visi besar perusahaan untuk mencapai target Zero Waste to Landfill pada tahun 2050.

Pengelolaan sampah di PT Vale dimulai sejak dari sumbernya.

Pegawai PT Vale Departemen Health and Safety, Ashadi Cahyadi, menjelaskan bahwa seluruh sampah dipilah secara disiplin menjadi organik dan non-organik sebelum masuk ke tahap pengolahan.

Baca juga: PT Vale Dorong Target Zero Waste 2050 dalam Pengelolaan Sampah

“Pemilahan ini menjadi langkah awal yang penting dalam mengurangi beban sampah yang berakhir di TPA,” ujar Ashadi Cahyadi.

Salah satu inovasi yang diterapkan PT Vale adalah budidaya maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk mengurai limbah organik. 

Limbah yang telah diurai kemudian diolah kembali menjadi pupuk kompos, yang dimanfaatkan dalam kegiatan reklamasi lahan, khususnya di area Nursery milik perusahaan.

Foreman Ground Work Segregation Plant, Hery Sudarto, mengungkapkan bahwa saat ini PT Vale memiliki 40 kotak penyimpanan sampah organik berkapasitas masing-masing 1 ton. Total pupuk kompos yang telah dihasilkan mencapai sekitar 2,5 ton.

“Pupuk ini sangat berguna untuk menunjang kegiatan reklamasi, terutama dalam mendukung pertumbuhan tanaman di lahan bekas tambang,” jelas Hery Sudarto.

Baca juga: Desa di Pesisir Malili Luwu Timur Sulsel Dukung Penuh Program Restorasi Laut PT Vale

Sementara itu, sisa sampah yang tidak dapat diolah kembali hanya sekitar 30 persen dari total limbah, dan disimpan dalam dua kontainer khusus sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Manajer Operations Environment dan Reclamation PT Vale, Muh Firdaus Muttaqin, mengatakan bahwa pengelolaan sampah membutuhkan investasi yang tidak sedikit. 

Namun, menurutnya, investasi ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan risiko dan dampak lingkungan akibat sampah yang tidak terkelola dengan baik.

“PT Vale mengalokasikan anggaran sekitar Rp 700 juta per tahun untuk pengelolaan sampah. Ini adalah bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan generasi mendatang,” kata Firdaus Musttaqin.

Baca juga: PMI Parigi Moutong Imbau Warga Waspadai Oknum Minta Uang Saat Cari Pendonor Darah

Dengan sistem pengelolaan limbah yang menyeluruh dari hulu ke hilir, PT Vale membuktikan bahwa sektor industri pertambangan pun bisa menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.(*)

Berita Terkini