Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi
TRIBUNPALU.COM, PALU – Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Palu mengungkap salah satu kendala besar saat menangani dua kebakaran pasar yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Kabid Pencegahan dan Inspeksi Damkar Kota Palu, Farhan Hafid, mengatakan tidak adanya sumber air di lokasi kebakaran menjadi hambatan serius saat proses pemadaman.
“Belum ada sumber air tersedia di dua titik pasar tersebut,” kata Farhan saat ditemui TribunPalu.com, Selasa (29/7/2025).
Dua kebakaran terjadi secara beruntun, masing-masing di Pasar Inpres Manonda, Kecamatan Palu Barat pada 22 Juli malam, dan Pasar Masomba, Kecamatan Palu Selatan pada 28 Juli siang.
Baca juga: Cerita Mardianti, Kehilangan Tempat Usaha Akibat Kebakaran Pasar Masomba
Petugas harus menempuh jarak kurang lebih 1 kilometer hanya untuk mengisi ulang tangki mobil pemadam.
“Saat kejadian di Pasar Masomba, kami ambil air di Jl Emmy Saelan, kompleks Mayonif 711 Raksatama. Sedangkan di Inpres Manonda, ada hidran di Jl Sis Aljufri,” jelasnya.
Menurut Farhan, idealnya setiap pusat keramaian seperti pasar memiliki hidran atau bak air untuk mempercepat proses pemadaman.
“Sumber air itu jadi kendala besar. Harusnya di setiap pusat keramaian seperti pasar sudah ada hidran dan bak air,” tegas Farhan.
Baca juga: Damkar Kota Palu Jinakkan Api di 200 Lokasi hingga Juli 2025, Termasuk Pasar Masomba dan Inpres
Butuh Dukungan Infrastruktur
Diketahui Damkar Kota Palu berada di bawah naungan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan yang memiliki tugas utama mencegah dan menanggulangi kebakaran serta melakukan penyelamatan dalam situasi darurat.
Dari Januari hingga Juli 2025, Damkar Kita Palu telah menangani 200 insiden kebakaran.
Farhan berharap Pemkot Palu dan OPD teknis seperti Dinas PUPR dapat segera merespons kebutuhan infrastruktur pendukung seperti penyediaan hidran dan bak air di lokasi-lokasi vital.
"Pasar, rumah sakit, pusat keramaian contohnya," pungkasnya. (*)