Jalan Panjang Program CSR Disabilitas Pertamina,Wujudkan Kemandirian Penyandang Difabel di Kota Susu

Program CSR Disabilitas Pertamina ini menjadi satu di antara keseriusan PT Pertamina Patra Niaga dalam memperhatikan kelompok rentan.

Penulis: Imam Saputro | Editor: Imam Saputro
Imam Saputro
PENGANTAR BRIGHT GAS - Parjono, satu di antara anggota KDA yang menjadi mitra Pertamina untuk mengantarkan Bright Gas. 

TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Dering telepon nyaring terdengar di bengkel kerja Komunitas Difabel Ampel (KDA) di Dukuh Banjarejo, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.  Di ujung telepon terdengar suara lelaki yang memesan dua tabung Bright Gas yang akan digunakan di industri pengolahan susu.

“Kang tolong dikirim secepatnya ya, butuh 2 tabung pink 5 kiloan (Bright Gas), tak tunggu ya,” suara lelaki di ujung telepon.

“Siap kang, OTW (On the Way),” jawab Ketua KDA, Sardi, yang menerima telepon tersebut awal Oktober 2025 lalu.

Tak menunggu lama, Sardi menawarkan “orderan” tersebut kepada beberapa rekan difabel yang ada di Markas KDA sekaligus bengkel kerja reparasi elektronik itu.

Sopo sek gelem ngeterke, tabung pink loro ki? (siapa yang mau mengantarkan, 2 tabung pink?),” tanya Sardi kepada beberapa rekan difabel.

Aku wae kang (saya saja yang mengantar),” sahut Parjono, satu di antara anggota KDA.

Dengan kursi roda, Sardi dan Parjono kemudian menuju garasi Markas KDA sekaligus penyimpanan puluhan tabung Bright Gas yang siap dikirimkan ke pengguna. 

Parjono kemudian menaiki motor matic-nya yang sudah dimodifikasi, sebelah kanan motornya sudah terpasang sidecar atau sespan, setang motornya juga dipindah ke bagian depan sespan.

Ukuran sespan itu cukup untuk kursi roda, sehingga Parjono bisa mengendarai sepeda motor tanpa harus turun dari kursi roda. 

Mas Jon, sapaan akrabnya, naik ke atas sespan melalui ramp yang terletak di belakang dengan kemampuan sendiri. Setelah Mas Jon berada di atas sepeda motornya, Sardi membantu menaikan dua tabung Bright Gas 5,5 kg ke atas sespan, persisnya diletakkan di bawah kursi roda Parjono. 

Setelah memastikan posisi tabung aman dan stabil, Parjono menarik tuas yang terhubung dengan ramp sekaligus penutup sespan sepeda motornya dan segera melaju menuju industri pengolahan susu Boyolali yang berjarak sekitar 2 kilometer dari Markas KDA.

Senada dengan tabung gas yang diantar, motor KDA sudah di-branding dengan warna pink dengan tujuan jenama dan juga alasan keamanan dengan memanfaatkan kecerahan warna merah muda ketika berada di tengah hitamnya jalan raya.

Sekali jalan dengan radius pengantaran sekitar 5 kilometer dari Markas KDA, maka si pengantar bisa mendapatkan keuntungan 5 ribu rupiah per tabungnya.

“ Kami bisa mengantar maksimal 5 tabung kalau yang Bright Gas, sedangkan untuk tabung melon atau gas 3 kilo bisa 8 tabung,” terang Sardi.

Bermula dari komunitas motor modifikasi

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved