Alasan SAD Adopsi Bilqis Ternyata Demi Keturunan, Terkuak Pelaku Sudah 9 Kali Beraksi Lewat Medsos

Alasan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi mengadopsi balita Bilqis Ramdhani, korban penculikan dari Makassar, akhirnya terkuak.

Editor: Lisna Ali
Instagram/Jambihits/Istimewa
BILQIS DITEMUKAN - Alasan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi mengadopsi balita Bilqis Ramdhani, korban penculikan dari Makassar, akhirnya terkuak. 

TRIBUNPALU.COM - Alasan Suku Anak Dalam (SAD) Jambi mengadopsi balita Bilqis Ramdhani, korban penculikan dari Makassar, akhirnya terkuak.

Bukan untuk tujuan kriminal, masyarakat adat SAD ternyata mengadopsi Bilqis dengan niat tulus yang mendalam.

Motif utama mereka mengadopsi anak-anak dari luar adalah untuk memperbaiki keturunan.

Fakta ini disampaikan oleh Ipda Adi Gaffar, Kasubnit Jatanras Polrestabes Makassar, setelah berkomunikasi dengan kepala suku.

“Keterangannya, mereka hanya ingin memperbaiki keturunan. Itu alasan yang disampaikan kepada saya,” ujar Adi. 

Kepada polisi, Tumenggung (kepala suku) menjelaskan bahwa mereka memang sering merawat anak-anak yang diadopsi.

“Memang mereka biasa merawat anak-anak yang diadopsi. Kata salah satu tersangka juga, sudah sering membawa anak untuk diadopsi ke suku anak dalam melalui perantara bernama Lina,” ujarnya.

Sayangnya, niat baik dan tradisi adopsi ini justru dimanfaatkan secara keji oleh sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

SAD menjadi korban tipu daya oleh pasangan tersangka, Meriana dan Adit Prayitno Saputra.

Baca juga: Identitas dan Peran 4 Tersangka TPPO Bilqis, Dijual Mulai Rp3 Juta Hingga Laku Rp80 Juta di Jambi

Para pelaku meyakinkan SAD bahwa Bilqis adalah anak yang sudah tidak terurus dan ditinggalkan orang tuanya.

Keyakinan SAD tentang anak terlantar tersebut menjadi alasan mereka berani membayar hingga Rp80 juta.
 
Kenyataan bahwa SAD adalah korban penipuan menyebabkan alotnya negosiasi pembebasan Bilqis.

Pembebasan Bilqis Sempat Alot

Negosiasi berjalan selama dua hari karena SAD sudah menganggap Bilqis sebagai bagian dari keluarga besar mereka.

“Sangat alot, karena mereka bertahan. Katanya, anak itu sudah dianggap sebagai anaknya sendiri,” kata Adi, Selasa (11/11/2025).

Polisi harus bersabar dan bekerja sama dengan tokoh adat untuk menjelaskan situasi sebenarnya.

Mereka harus meyakinkan bahwa Bilqis murni korban penculikan, bukan anak yatim piatu yang membutuhkan perawatan.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved