Palu Hari Ini

Polemik Kepemimpinan Kepsek SMA 5 Palu: Ancaman Nol Jam hingga Dugaan Tak Transparan Dana BOS

Kasus ini mencuat ke publik setelah konflik antara Kepsek Salim dan seorang guru honorer mata pelajaran Sejarah, Haerana, menjadi sorotan.

Penulis: Supriyanto | Editor: Fadhila Amalia
Ucok/TribunPalu.com
POLEMIK - Polemik di lingkungan SMA Negeri 5 Palu terus bergulir seiring mencuatnya dugaan praktik diskriminatif dan kepemimpinan otoriter dilakukan Kepala Sekolah, Salim. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Supriyanto Ucok

TRIBUNPALU.COM, PALU – Polemik di lingkungan SMA Negeri 5 Palu terus bergulir seiring mencuatnya dugaan praktik diskriminatif dan kepemimpinan otoriter dilakukan Kepala Sekolah, Salim.

Kasus ini mencuat ke publik setelah konflik antara Kepsek Salim dan seorang guru honorer mata pelajaran Sejarah, Haerana, menjadi sorotan.

Namun, belakangan terungkap bahwa bukan hanya Haerana merasakan tekanan, melainkan juga beberapa guru lainnya.

Baca juga: Bocoran DPR: Akhir Tahun 2025 Akan Ada Kapolri Baru, Listyo Sigit Diganti?

Berdasarkan informasi yang diterima TribunPalu.com dari sumber internal sekolah, Salim diduga kerap mengeluarkan ancaman secara verbal kepada para guru.

Salah satu ancaman sering dilontarkan adalah “nol jam mengajar” bagi guru yang dianggap tidak disiplin.

“Ancaman paling sering itu, kita tidak boleh lambat 5 menit saja mengajar di kelas. Kalau telat, bisa langsung dinoljamkan dan nilai SKP kami dipastikan di bawah standar,” ungkap salah satu guru meminta identitasnya dirahasiakan, Minggu (14/9/2025).

Menurutnya, setidaknya ada tiga guru yang secara khusus pernah mendapat perlakuan serupa, sementara lainnya mendapatkan tekanan secara umum, terutama saat rapat rutin di sekolah.

Tak hanya soal perlakuan kepada guru, sorotan juga tertuju pada dugaan ketidaktransparanan dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Baca juga: Demo Kian Panas, Siswa SMAN 5 Palu Protes Kepsek: Prestasi Dituntut, Hak Diabaikan

Guru yang sama menyebut bahwa selama ia mengajar di SMA 5 Palu, tak pernah ada pembukaan anggaran atau Rencana Anggaran Belanja (RAB) Dana BOS kepada para guru.

Padahal, banyak keluhan muncul dari siswa terkait tidak adanya anggaran untuk kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS.

“Jangankan ekskul, OSIS saja tidak ada anggarannya. Anak-anak sering harus open donasi kalau mau ikut lomba,” ujarnya.

Padahal, menurut Permendikbud Nomor 63 Tahun 2023, dana BOS seharusnya dapat digunakan untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan minat bakat siswa.

Polemik ini semakin mencuat setelah pernyataan kontroversial Salim yang sempat dimuat di pemberitaan sebelumnya, yakni “Saya tidak butuh guru, guru yang butuh kepala sekolah,” ucapan ini menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama dari para tenaga pendidik di lingkungan SMA 5 Palu.

Baca juga: BREAKINGNEWS: SMA Negeri 5 Palu Bergejolak, Siswa Demo Tuntut Hak Ekstrakurikuler

Menanggapi hal ini, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan akan segera melakukan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved