Sulteng Hari Ini
Pemuda GKST Gelar Napak Tilas 38 KM Bada–Rampi untuk Peringati HUT RI ke 80
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Umum Sinode GKST, Pdt. Jetroson Rense.
TRIBUNPALU.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemuda Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) menggelar kegiatan Napak Tilas Pendakian Gunung sepanjang 38 kilometer dari Bada (Sulawesi Tengah) menuju Rampi (Sulawesi Selatan).
Napak Tilas ini dilakukan mulai 5 hingga 11 Agustus 2025.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Umum Sinode GKST, Pdt. Jetroson Rense.
Sebanyak 55 pemuda-pemudi dari perwakilan delapan kabupaten/kota di Sulawesi Tengah (Palu, Sigi, Donggala, Parigi Moutong, Ampana, Poso, Morowali Utara, dan Morowali) serta dua kabupaten di Sulawesi Selatan (Luwu Timur dan Luwu Utara) mengikuti perjalanan selama lima hari dua malam melintasi hutan tropis dengan semangat nasionalisme di bawah kibaran Merah Putih.
Di titik perbatasan Bada–Rampi, tepatnya di Moraoa, peserta napak tilas menggelar upacara penghormatan kepada Bendera Merah Putih serta menyatakan komitmen sebagai generasi muda bangsa untuk melanjutkan semangat perjuangan para pahlawan melalui karya dan pengabdian nyata.
Baca juga: Ruas Jalan di Kota Donggala Mulai Dibenahi, Bupati Vera Cek Progres Perbaikan
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari program Pemuda GKST untuk mempererat persatuan dan kesatuan antara pemuda dan masyarakat Rampi, sekaligus menyuarakan kondisi keterisolasian wilayah tersebut yang hingga kini masih mengalami keterbatasan infrastruktur dan harga kebutuhan pokok yang sangat tinggi.
Harga BBM jenis Pertalite di Rampi mencapai Rp25.000–Rp35.000 per liter, sembako melambung tinggi, bahkan satu sak semen bisa mencapai Rp400.000–Rp600.000 karena harus diangkut dengan ojek.
Harga isi ulang gas 3 kg juga menembus angka Rp150.000 per tabung.
Rampi yang terdiri atas enam desa memiliki potensi kekayaan alam, termasuk kandungan emas. Namun, aktivitas pertambangan, baik oleh perusahaan maupun masyarakat, mulai mengancam kelestarian hutan adat yang selama ini dijaga turun-temurun.
Baca juga: OPINI: Keadilan dan Kepastian Hukum dalam PMK Pengawasan Kepatuhan Wajib Pajak
Melalui kegiatan ini, Pemuda GKST berharap pemerintah pusat dan daerah, khususnya Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Luwu Utara) dan Sulawesi Tengah (Kabupaten Poso), dapat memberikan perhatian lebih serius terhadap nasib sekitar 8.000 penduduk Rampi.
“Semoga kedua gubernur diberikan hikmat dan kemampuan untuk memikirkan masyarakat Rampi,” ujar Pdt. Jetroson Rense.
Ketua Umum Pemuda Sinode GKST, Trivon Sonora, dalam sambutannya di hadapan masyarakat dan tokoh adat Rampi, juga menyampaikan harapan serupa.
“Mari kita doakan pemerintah, baik legislatif maupun eksekutif, agar pembangunan di Tana Rampi, khususnya akses jalan, mendapat penanganan yang cepat,” ungkapnya. (*)
Gubernur Sulteng Anwar Hafid Dukung Kolaborasi Ekonomi dan Kesehatan Pemkab Parimo |
![]() |
---|
BPBD Sulteng Imbau Warga Waspada Hujan Disertai Angin Kencang hingga April 2026 |
![]() |
---|
Peringatan Harhubnas 2025, Anwar Hafid Dorong Inovasi dan Pelayanan Transportasi Lebih Baik |
![]() |
---|
Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie Palu Jadi Bandara Internasional, Rute ke Cina dan Jeddah Disiapkan |
![]() |
---|
Praktisi Hukum Nilai Polda Sulteng Mampu Tuntaskan Kasus BDW |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.