Sulteng Hari Ini

Gubernur Sulteng Anwar Hafid: Bumi Dieksploitasi dengan Napsu, Bukan Kasih Sayang

Menurutnya, Sulawesi Tengah kini mengalami “pendarahan” karena pengelolaan lingkungan yang serampangan.

|
Penulis: Asnawi Zikri | Editor: Fadhila Amalia
HANDOVER / MEDIA AH
AKTIVITAS TAMBANG - Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, melontarkan pernyataan keras terkait kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang yang semakin menggila di daerahnya. Menurutnya, Sulawesi Tengah kini mengalami “pendarahan” karena pengelolaan lingkungan yang serampangan. 

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Asnawi Zikri

TRIBUNPALU.COM, BANGGAI – Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, melontarkan pernyataan keras terkait kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang yang semakin menggila di daerahnya.

Menurutnya, Sulawesi Tengah kini mengalami “pendarahan” karena pengelolaan lingkungan yang serampangan.

“Sekarang hampir semua kabupaten ada tambang. Bumi Sulteng dieksploitasi bukan dengan kasih sayang, tapi dengan napsu,” tegas Anwar Hafid dalam rapat koordinasi teknis perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten/kota se Sulawesi Tengah yang digelar di Estrella Hotel Luwuk, Kabupaten Banggai, Senin (25/8/2025).

Baca juga: Gubernur Anwar Minta Pemkab Banggai Kepulauan Bentuk Tim Khusus Penanganan Kemiskinan

Anwar menyoroti banyaknya perusahaan tambang yang tidak mengelola lingkungannya dengan baik. Salah satu contoh nyata, kata dia, bisa dilihat di kawasan Kabupaten Banggai.

“Di Toili, laut sudah kuning. Apakah ini karena tambang? Kalau di Sorowako, sejak 1946 PT Vale beroperasi, sampai sekarang dua danau tidak pernah keruh atau merah. Kenapa di Sulteng tidak bisa?” ujarnya.

Ia mengingatkan agar seluruh analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) di Sulteng segera dievaluasi ulang.

“Amdal selama ini hanya asal-asalan. Kalau tidak tersinggung dengan kata-kata saya ini, mending berhenti jadi kepala dinas,” cetus Anwar, menuding peran Dinas Lingkingan Hidup (DLH) lemah dalam menjaga lingkungan.

Menurutnya, laut dan sungai yang kini tercemar tak bisa dibiarkan begitu saja.

“Laut tercemar, sungai tidak ada lagi jernih. Masa kita biarkan? Mari kita berani buat gebrakan, jangan takut,” serunya.

Anwar menekankan bahwa pemerintah daerah tak boleh takut hanya karena alasan kewenangan pemerintah pusat.

Baca juga: 15 Ribu Warga Banggai Belum Punya NIK, DPRD Soroti Pentingnya Pendataan

“Kalau semua berdalih kewenangan pusat, coba kalau rapat dengan pusat kita walk out. Jangan ikut rapat itu. Kalau ada masalah rakyat, sikat! Ambil alih, tinggal lapor. Saya ada di belakang bapak-bapak bupati,” katanya tegas.

Gubernur juga menegaskan, dirinya tidak anti-investasi. Namun, ia menolak praktik pertambangan yang mengabaikan kelestarian lingkungan dan kemanusiaan.

“Kita tidak larang investasi, tapi tambang ini sudah tidak berperikemanusiaan. Ini masalah kelangsungan hidup rakyat Sulteng. Kehidupan itu ada di air, udara, dan tanah. Jangan sampai semua rusak,” tegasnya lagi.

 Anwar berjanji akan menurunkan tim khusus untuk menghentikan aktivitas tambang yang terbukti mencemari sungai.

“Nanti cek seluruh sungai, kalau keruh maka saya akan turunkan tim untuk menghentikan aktivitas pertambangan sampai air itu jernih kembali,” tandasnya.

Baca juga: Spoiler One Piece Chapter 1158 Terbaru: Asal Usul Blackbeard Terungkap?

Rapat tersebut diharapkan melahirkan terobosan berani untuk menyelamatkan lingkungan Sulawesi Tengah dari kehancuran.

“Kita belum terlambat. Rawatlah bumi Sulawesi Tengah agar semakin cantik,” pungkas Anwar.

Tambang di Kabupaten Banggai 

Kabupaten Banggai di Sulawesi Tengah memiliki kekayaan mineral yang signifikan, menjadikannya salah satu daerah dengan potensi tambang terbesar di Indonesia.

Berikut adalah gambaran mengenai jenis-jenis tambang yang ada di Banggai.

Nikel

Banggai adalah salah satu daerah dengan cadangan nikel yang melimpah. Potensi nikel terutama ditemukan di daerah Moilong, Batui, dan Toili. 

Nikel merupakan logam penting yang digunakan dalam produksi baja tahan karat, baterai, dan berbagai produk industri lainnya.

Investasi di sektor nikel di Banggai terus meningkat, dengan banyak perusahaan yang mengajukan izin untuk eksplorasi dan eksploitasi.

Minyak dan Gas Bumi

Sektor migas merupakan andalan utama perekonomian Banggai. Ladang migas terbesar berada di Blok Senoro-Toili, yang dioperasikan oleh Joint Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi (JOB Tomori). 

Gas alam yang dihasilkan dari blok ini dialirkan ke pabrik pengolahan gas di area Matindok dan kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri lokal, seperti pabrik amonia, serta diekspor.

Emas

Potensi emas juga tersebar di beberapa wilayah Banggai, terutama di kecamatan Bunta dan Pagimana.

Meskipun kegiatan penambangan emas rakyat sering kali bersifat ilegal dan menimbulkan masalah lingkungan, potensi deposit emas di daerah ini menarik perhatian baik dari penambang skala kecil maupun perusahaan besar.

Batu Bara

Cadangan batu bara di Kabupaten Banggai ditemukan di wilayah Toili dan sekitarnya. Meskipun tidak sebesar cadangan di Kalimantan, potensi ini tetap menjadi sumber energi alternatif yang penting.

Tantangan dan Dampak

Kegiatan penambangan di Banggai, seperti di daerah lain, membawa tantangan tersendiri. Isu-isu lingkungan seperti kerusakan hutan, pencemaran air, dan konflik sosial terkait lahan seringkali menjadi masalah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah berupaya menyeimbangkan antara eksploitasi sumber daya alam untuk pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved