Kabar Tokoh
Pengamat Politik: Prabowo Subianto Beri Karpet Merah ke Pihak Asing, Kontradiktif saat Masa Kampanye
Usai pertemuan dengan media asing, Prabowo Subianto dinilai tak percayai lembaga nasional dan lebih percaya pihak asing, kontradiktif dengan kampanye.
TRIBUNPALU.COM - Setelah pertemuan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dengan media asing, membuat banyak pihak turut memberi tanggapan terkait pertemuan tersebut.
Satu di antaranya ialah pengamat politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi yang menilai bahwa Prabowo Subianto sudah tidak mempercayai institusi nasional dan lebih mengutamakan pihak asing.
Dikutip TribunPalu.com dari Kompas.com, anggapan tersebut telihat dari sikap Prabowo Subianto yang terus melontarkan tudingan miring kepada penyelenggara pemilu.
Namun di sisi lain, ia secara terbuka 'curhat' kepada perwakilan kedutaan besar negara sahabat dan wartawan media asing.
• Diminta Fokus Hadapi Kasusnya, Andre Taulany Diistirahatkan dari Program Ini Talkshow
"Lucunya wartawan nasional yang punya hak atas akses informasi yang sama justru dilarang meliput. Sudah menuding KPU yang tidak-todak, sekarang wartawan nasional pun dilarang meliput," kata Ari Junaedi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/5/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Ari Junaedi juga menyatakan, Prabowo Subianto sepertinya sudah tak mempercayai lembaga nasional dan justru lebih percaya pihak asing untuk menyelesaikan masalah di dalam negeri.
"Ini kan seperti sudah tidak percaya institusi nasional, dan lebih percaya asing dalam menyelesaikan persoalan dalam negeri," tambahnya.
Hal ini disampaikan Ari Junaedi menanggapi pertemuan Prabowo Subianto dengan pihak asing di Jalan Kartanegara IV, Jakarta, Senin (6/5/2019) malam.
Diketahui dalam pertemuan itu, Prabowo Subianto menuding banyak kecurangan pemilu di Indonesia.
• Beda Pernyataan, Dulu Rumah Siap Kerja Non-Politik, Kini Sandiaga Uno Sebut Sudah Lepas dari Politik
Ari Junaedi menilai, sikap Prabowo Subianto yang cenderung mempercayai pihak asing ini kontradiktif atau berlawanan dengan apa yang selama ini dia kampanyekan ke publik.
"Prabowo selama kampanye kan mengaku seolah-olah dia paling nasionalis, dan bahkan sambil menggebrak-gebrak meja menuding banyak pihak sebagai antek asing. Lah, nyatanya sekarang kok seperti dia yang antek asing?" kata Ari Junaedi.
Tak hanya itu, manuver politik Prabowo Subianto usai pencoblosan 17 April 2019 terkesan sudah membabi buta dan melawan arus utama.
Pasalnya, meski proses hitung manual baru akan diumumkan KPU paling lambat 22 Mei mendatang, capres nomor 02 tersebut mengesampingkan keunggulan Jokowi-Maruf.
Ari Junaedi juga menilai, Prabowo Subianto telah terjebak dalam keinginan sejumlah elite politik yang sejak awal menskenariokan dirinya pasti menang di persaingan Pilpres 2019.
"Elite di lingkar politik terdekat Prabowo inilah yang ditengarai politisi Demokrat Andi Arief sebagai genderuwo yang ikut bertanggungjawab terhadap informasi sesat kemenangan 62 persen bagi pasangan 01," ujar Ari Junaedi.