10 Bulan Pascabencana, 180 KK di Desa Rogo Kabupaten Sigi Kesulitan Mendapatkan Air Bersih

TRIBUNPALU.COM, PALU - Warga Dusun 3, Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah sedang mengalami krisis air bersih.

Tercatat, sebanyak 180 KK hingga saat ini sulit mengakses air yang bersih dan layak untuk dikonsumsi.

Kondisi ini, sudah berlangsung selama hampir sepuluh bulan pascabencana.

Warga hanya berharap air dari gunung yang dialirkan melalui pipa ke sebuah tandon air.

Namun setiap kali hujan turun, aliran air tersebut macet.

Jika hal itu terjadi, warga terpaksa menimba air di sungai kecil yang lokasinya jauh dari permukiman.

"Ada sebagian warga sudah punya mesin pompa air, tapi sedikit, kami biasa minta ke mereka, cuman lama-lama jadi tidak enak, malu juga," kata Minuriah, Warga Desa Rogo, Jumat (19/7/2019).

• Kronologi Penangkapan Nunung dan Suaminya Atas Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Menurut Minuriah, saat ini warga masih bergantung dengan air yang tertampung dalam tong air berwarna oranye itu.

Namun seiring berjalannya waktu, aliran air yang berasal dari pegunungan mulai mengecil.

Minuriah mengatakan, sebelum terjadi gempa, warga bergantung pada aliran sungai di wilayah itu.

Namun, bendungan rusak serta aliran sungai mengering akibat dahsyatnya gempa bumi yang terjadi pada 28 September 2018 silam itu.

"Kami di sini banyak MCK, tapi tidak ada airnya," keluh Minuriah.

Warga berharap, ada langkah cepat yang dilakukan oleh pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Salah satunya adalah dengan membangunkan sumur air umum untuk warga.

"Biar cuman satu saja. supaya kami bisa konsumsi air bersih," harap Lisma, warga lainnya.

• Dgelar di Lapangan Vatulemo, Smadani Islamic Festival Hadirkan Ustaz Kondang Asal Sulawesi Selatan

• Kisah YM Qasim, Atlet Karate Andalan Kota Palu yang Semakin Semangat Jualan Bakso Bakar

Kondisi kesulitan air bersih ini hanya terjadi di Dusun 3 Desa Rogo.

Dusun ini mengalami kekeringan karena merupakan kawasan yang dilalui oleh sesar Palu-Koro.

Puluhan rumah yang berdiri di atas sesar paling aktif di indonesia itu juga mengalami kerusakan total pascagempa bumi.

(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)