Benarkan Ada Kontak Senjata di Poso, Kapolda Sulteng: Ini Lagi Dievakuasi
Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto mengatakan, kontak senjata berloksi di wilayah perkebunan Desa Padopi, Poso.
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto membenarkan terjadi kontak senjata antara Anggota Satgas Tinombala dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
Menurutnya, dalam kontak senjata itu, satu orang tewas dan satu orang ditangkap.
Mereka merupakan dari anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.
"Iya yang saya dengar ada, yang saya dengar sudah dapat dua, satu hidup satu meninggal dan satu senjata," katanya kepada sejumlah wartawan, Senin (4/3/2019).
Lukman mengatakan, kontak senjata berloksi di wilayah perkebunan Desa Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso.
Saat ini kata Lukman, aparat tengah mengevakuasi satu jenazah kelomopok MIT yang tewas dalam kontak senjata tersebut.
"Ini lagi dievakuasi," katanya singkat.
Kapolda sediri belum mengetahui secara pasti peran dua anggota MIT yang diduga merupakan anggota baru dalam kelompok sipil bersenjata di pos itu.
"Kan masih diidentifikasi, nanti aja," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Tim Satgas Gabungan Intelijen (SGI) yang dipimpin Mayor Inf Aryudha menerima informasi bahwa terdapat 5 DPO kelompok MIT sedang istirahat di sebuah pondok.
Kemudian tujuh personel tim SGI berangkat menuju Desa Padopi berdasarkan informasi yang disampaikan dan melakukan pengejaran.
Kemudian sekitar pukul 17.15 Wita terjadi kontak senjata.
Satu anggota MIT dikabarkan tewas bernama Romzi alias Basyir.
Satu orang lainnya berhasil diamankan bernama Aditya alias Idad alias Kuasa.Tim Satgas Tinombala juga mengamankan satu pucuk senjata M16.
Diberitakan Kompas.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengimbau agar 14 anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, pimpinan Ali Kalora untuk menyerahkan diri.
“Himbauan agar menyerahkan diri untuk mengikuti proses hukum kepada kelompok Ali Kalora juga sudah dilakukan,” kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/1/2019).
Diketahui ada penambahan empat anggota yang bergabung dengan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.
Sehingga total jumlah kelompok ini menjadi 14 anggota.
Empat orang tersebut teridentifikasi berasal dari Banten dan Makassar.
Mereka semua telah ditetapkan sebagai buronan (DPO).
Dedi menyatakan, tim Satuan Tugas (Satgas) Operasi Tinombala terus mengejar sisa anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah.
Satgas Tinombala, kata Dedi, juga melakukan pendekatan lunak yang bertujuan mencegah penyebaran paham radikal kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi kelompok itu.
Selain kepada masyarakat, kata Dedi, aparat keamanan juga melakukan pendekatan preventif kepada para keluarga anggota MIT.
“Tindakan preventif satgas bersama masyarakat melakukan patroli bersama untuk antisipasi pelarian dan serangan kelompok tersebut ke masyarakat,” kata Dedi.
Sebelumnya, aparat yang tengah membawa jenazah RB alias A (34), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parimo, Sulteng, ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada Senin, 31 Desember 2018.
Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.
Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso, terluka.(*)
(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)