BMKG Stasiun Palu : Waspadai Isu Tidak Benar Pascagempa
Kasi Observasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas l Palu, Bambang Hariono meminta agar warga tidak mudah per
TRIBUNPALU. COM, PALU - Kasi Observasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas l Palu, Bambang Hariono meminta agar warga tidak mudah percaya terhadap isu tsunami pasca-gempa.
Isu tersebut beredar luas setelah gempa , Rabu (13/3/2019)pagi.
Pasalnya kata Bambang, gempa berkekuatan 5,0 tidak akan memicu tsunami.
"Benar titik gempa tadi di laut, tapi berskala 5,0. Yang berpotensi tsunami ialah yang bersakala di atas 7 Skala Richter," katanya kepada sejumlah wartawan, Rabu (13/3/2019).
"Memang tadi warga sempat mendengar gemuruh, namun itu sangat normal, gempa memang diawali dengan suara gemuruh," tambahnya.
Bambang menjelaskan, gempa terjadi sejak pagi tadi, pukul 10.0 Wita di awali di Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, yang bermagnitudo 5,0.
Kemudian BMKG melakukan update gempa yang terjadi di Balaesang hanya berskala 4,8 SR.
Kemudian, pukul 10.29 Wita gempa terjadi lagi di Kabupaten Sigi dengan kekuatan 3,5 SR.
"Diimbau masyarakat agar tetap waspada, karena kita berada di wilayah sesar Palu Koro, sehingga gempa bisa terjadi kapan saja," ujar Bambang.
Dia berharap masyarakat tidak panik, khususnya di Kecamatan Sirenja, untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Masyarakat tidak perlu panik, hati-hati terhadap informasi yang tidak jelas yang mengandung provokasi, carilah sumber yg terpercaya melalui situs resmi atau media terpercaya," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 5,0 SR mengguncang Donggala dan sekitarnya.
Gempa tersebut mengakibatkan kepanikan warga di Desa Tompe dan Lompio, Kecamatan Sirenja, Donggala.
Warga berhamburan lari menuju kaki gunung terdekat.
Hingga saat ini, ratusan warga di Kecamatan Sirenja, dilaporkan masih mengungsi di ketinggian.(*)
(Tribunpalu.com/Abdul humul Faaiz)