Pemuda Muhammadiyah Sulteng Anggap Tulisan Din Syamsuddin Sudah Tepat
PW Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Tengah, Fery ISA Abdullah, memandang tulisan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin sudah tepat.
Penulis: Haqir Muhakir |
TRIBUNPALU.COM, PALU -- Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Tengah, Fery ISA Abdullah, memandang tulisan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Din Syamsuddin sudah tepat.
Menurutnya, hal itu tidak benar mengarah pada upaya mendelegitimasi dan mereduksi sikap PP Muhammadiyah.
"Justru sikap pak Din menguatkan instruksi PP Muhammadiyah nomor 02/INS/I.0/E/2019," jelas Fery, dalam pernyataan tertulis yang diterima TribunPalu.com, Senin (25/3/2019).
Kata Fery, Sikap PP Muhammadiyah dengan Sikap Din Syamsuddin dalam tulisannya sama sekali tidak berseberangan.
Bahkan pernyataan bersama angkatan Muda Muhammadiyah sejalan dengan seruan Din Syamsuddin yang menyerukan kader Muhammadiyah agar tidak netral, sudah tepat.
"Kita wajib memilih di TPS 17 April nanti, jangan golput. Artinya kita jangan netral, tapi harus memilih calon yang layak jadi pemimpin," jelasnya.
Fery berharap, Seluruh kader Muhammadiyah mengikuti instruksi PP Muhammadiyah, dan tidak menjual nama besar Muhammadiyah untuk kepentingan kelompok tertentu.
Misalnya ada yang pakai nama pengusaha Muda Muhammadiyah, ada pula pakai nama kader Muda Muhammadiyah, dan lain-lain, padahal dukung paslon tertentu.
Mestinya terang Fery, secara bersama-sama, kader Muhammadiyah terus mengingatkan seluruh kader agar tidak menjual nama Muhammadiyah untuk kelompok tertentu.
"Kalau pernyataan atau tulisan pak Din itu, jelas bukan untuk calon tertentu, tetapi seruan untuk tegas memilih pemimpin yang tepat, " tandasnya.
• Video Viral di Instagram, Pengendara Motor Nekat Terjang Banjir Akhirnya Terseret Hingga 300 Meter
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof Din Syamsuddin mengeluarkan pernyataan sikap pada Selasa (19/4/2019), yang berkaitan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019.
Pernyataan sikap Din Syamsuddin itu disusun dalam tujuh poin.
Pertama, Piplres sebagai sarana memilih pemimpin adalah tanggung jawab kebangsaan dan keagamaan sekaligus. Warga Muhammadiyah tidak baik jika tidak memilih (golput) karena itu mencerminkan sikap tidak bertanggung jawab.
Kedua, karena harus memilih dan tentu ada pasangan calon (paslon) yang dipilih, maka tidak ada sikap netral. Menurutnya, sikap netral mencerminkan keragu-raguan, ketakpastian, dan illiterasi politik, yang akan membawa kerugian.
Ketiga, bahwa organisasi Muhammadiyah tidak menentukan pilihan, menurut Din, itu sudah seyogyanya. Tapi warga Muhammadiyah harus mempunyai pilihan. Pilihan tersebut boleh dinyatakan atau tidak dinyatakan.
Keempat, bagi kelompok warga Muhammadiyah yang mendeklarasikan dukungan politik kepada calon tertentu, sebaiknya tidak membawa nama, lambang, atau hal yang dapat dipahami sebagai ciri khas Muhammadiyah.
Kelima, sebaiknya mereka yang melakukan hal di atas tidak dengan sikap fanatik, ekstrim, dan euforia (menjadi fanatikus buta atau zealot), apalagi jika mereka hanyalah petugas partai atau pekerja politik belaka.
Keenam, gunakan hak pilih secara cerdas dan bertanggung jawab, dengan pendekatan ruhiyah yaitu bertanya kepada hati nurani (istafti qalbak) dan pendekatan ‘aqliyah yakni mengedepankan akal pikiran (afala tatafakkarun).
Ketujuh, dalam memilih camkan hadits Nabi Muhammad SAW, “Man lam yahtamma bi umuril Muslimin falaisa minhum. Barang siapa yang tidak mempedulikan urusan kaum Muslimin adalah bukan dari mereka/kaum Muslimin).
Lanjut Din Syamsuddin, pilihlah paslon yang diyakini secara sejati (bukan basa basi, dan bukan karena motif politik sesaat jelang Pilpres) memperhatikan, memedulikan, dan membela kepentingan atau aspirasi umat Islam. Tentu tanpa merugikan kepentingan umat agama lain.
“Saya pribadi tidak netral dan memilih dengan haqqul yaqin yang saya nilai perduli dan dapat membela aspirasi Muhammadiyah dan warga Muhammadiyah secara sungguh-sungguh," pesannya.
(TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)