Sri Lanka Sebut Teror Bom Paskah Lalu Adalah 'Balas Dendam' Atas Penembakan di Selandia Baru

Teroris melakukan serangkaian pengeboman di sejumlah hotel dan gereja di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019) lalu, bertepatan dengan perayaan Paskah.

Editor: Imam Saputro
freepressjournal.in
Suasana pasca teror bom meledak di Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). 

Pada Selasa (23/4/2019), Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan ia akan mengadakan penyelidikan mengapa badan-badan yang terkait tidak bertindak atas informasi tersebut.

Dia mengatakan bahwa jika mereka telah mengantisipasi, kemungkinan banyak nyawa yang bisa diselamatkan atau serangan teror tersebut dicegah.

Rosie Perper dari INSIDER sebelumnya melaporkan bahwa serangan hari Minggu (21/4/2019) lalu adalah tindakan terorisme besar pertama di Sri Lanka sejak perang saudara yang berakhir hampir 10 tahun yang lalu, setelah kekalahan kelompok militan Macan Tamil.

Namun, di Sri Lanka memang telah terjadi beberapa kasus kekerasan agama pada tahun-tahun setelah perang saudara tersebut.

Pada Maret 2018, Sri Lanka mendeklarasikan keadaan darurat 10 hari ketika bentrokan antara komunitas Muslim dan Budha mencapai puncaknya.

Pasca teror pengeboman Paskah, Sri Lanka untuk sementara waktu melarang situs-situs media sosial utama, tindakan yang juga dilakukan pada Maret 2018.

Sri Lanka memiliki sektor pariwisata yang sedang naik daun, dan Lonely Planet menamainya sebagai tempat nomor 1 untuk berwisata pada 2019.

Insiden teror serangan bom ini tentu juga berpengaruh pada dunia pariwisata Sri Lanka.

(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved