IMK September 2025 Turun ke Level 77,3, Pengeluaran Pendidikan Jadi Faktor Utama

Pelemahan ini terutama disebabkan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pendidikan pada tahun ajaran baru.

Penulis: Robit Silmi | Editor: Fadhila Amalia
Humas LPS
Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada September 2025 tercatat menurun ke level 77,3 atau melemah 1,6 poin dibanding bulan sebelumnya.  

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Robit Silmi

TRIBUNPALU.COM, JAKARTA – Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada September 2025 tercatat menurun ke level 77,3 atau melemah 1,6 poin dibanding bulan sebelumnya. 

Pelemahan ini terutama disebabkan meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pendidikan pada tahun ajaran baru.

Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, mengatakan hal itu membuat intensitas menabung masyarakat ikut menurun.

Baca juga: Vidio Rilis Pengalaman Belanja Baru dengan Vidio Shopping Bersama Shopee

“Intensitas menabung konsumen melandai seiring meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk pendidikan. Meski demikian, niat menabung konsumen masih terjaga, baik untuk saat ini maupun tiga bulan ke depan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/10/2025).

Data LPS menunjukkan Indeks Intensitas Menabung (IIM) turun 3,6 poin ke level 67,1. 

Sementara itu, Indeks Waktu Menabung (IWM) justru naik tipis 0,4 poin ke level 87,4. 

Responden yang menilai jumlah tabungan lebih kecil dari rencana meningkat menjadi 54,4 persen pada September dari 47,5 % di Agustus. 

Namun, yang menyatakan tidak pernah menabung turun menjadi 30,3 % .

Baca juga: Bupati Sigi Hadiri Pembekalan Tim Manajemen Talenta ASN dan Komitmen Meritokrasi

Menariknya, meski daya menabung melemah, konsumen tetap optimis memandang masa depan ekonomi. 

Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS mencatat Indeks Ekspektasi (IE) berada di level 109,0 atau masih di zona optimis, meski turun 2,0 poin dibanding Agustus.

Sebaliknya, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) justru melemah 3,5 poin ke level 90,5. 

Penurunan ini dipengaruhi kenaikan harga sembako, sulitnya lapangan kerja, hingga risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.

“Kondisi cuaca, harga pupuk yang mahal, dan kegagalan panen memberi tekanan pada kepercayaan konsumen,” jelas Seto.

Berdasarkan pendapatan rumah tangga, kelompok di bawah Rp1,5 juta/bulan justru mencatat kenaikan niat menabung paling tinggi, yakni 21,8 poin. 

Baca juga: Hingga Oktober 2025, 24 Kelurahan di Kota Palu Sudah Terima Ambulans dari Pemkot

Sebaliknya, kelompok Rp1,5 juta–Rp3 juta/bulan mengalami penurunan paling dalam sebesar 6,1 poin.

Dengan perkembangan ini, LPS menilai konsumen masih menyimpan optimisme terhadap prospek ekonomi dan lapangan kerja, meski harus mengurangi tabungan demi kebutuhan pendidikan dan biaya hidup sehari-hari.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved