Pemilu 2019

Dokter Ani Bandingkan Beban Kerja KPPS dengan Dokter, Adian Napitupulu: Bicaralah Sebagai Dokter

Politisi partai PDI P, Adian Napitupulu mengungkapkan bahwa analisa dokter spesialis syaraf Ani Hasibuan tidak ada hubungannya dengan medis.

Kanal YouTube Indonesia Lawyers Club
Adian Napitupulu dan dr. Ani Hasibuan 

TRIBUNPALU.COM - Dokter spesialis syaraf, Ani Hasibuan memberikan analisnya terkait penyebab kematian sejumlah anggota KPPS.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Catatan Demokrasi Kita di TV One.

Menurut dokter Ani, beban kerja yang dialami oleh petugas KPPS tidak seberat beban kerja yang dialami oleh dokter yang sedang mengambil spesialis.

(UPDATE) Hingga Kamis Pagi, Total 382 Anggota KPPS Meninggal Pasca-Pemilu 2019

Jumlah Anggota KPPS Meninggal Semakin Banyak, Aburizal Bakrie: Saya Usul Dibentuk Tim Khusus

"Kalau bicara fisiologi orang berkata kelelahan itu kan kaitannya dengan fisik.

Dan saya lihat beban kerja nih, ada di laporan saya beban kerja KPPS itu apa aja sih?

Ada 7 orang satu TPS, itu beban kerjanya saya nggak melihat itu ada fisik yang sangat capek, yang saya tahu yang paling capek itu dokter yang lagi ambil spesialis mas, kerja tiga hari tiga malam itu nggak ada yang mati itu yang ada tambah gendut," ungkap doket Ani.

Dia juga mengatakan bahwa kelelahan tidak bisa menjadi penyebab utama kematian.

Namun adanya penyakit seperti jantung yang diiringi dengan kelelahan dapat menjadi faktor penyebab kematian.

"Kematian karena kelelahan saya belum pernah ketemu. Belum pernah saya ketemu Cause of death (COD) orang karena kelelahan," ungkap dokter Ani.

Kalau orang ada gangguan jantung di awal oke, kemudian dia bekerja fisiknya diforsir, kemudian sakit jantungnya terpicu kemudian dia meninggal karena jantungnya dong bukan karena kelelahan," ujar dokter Ani.

Mendengar analisa tersebut, politisi partai PDI P, Adian Napitupulu merasa tidak puas.

Menurutnya analisa tersebut tidak ada hubungannya dengan medis, namun justru merendahkan pekerjaan petugas KPPS.

"Pertama begini saya berharap tadi kita mendengar analisa medis tanpa adanya tendensi apapun. Termasuk menghakimi pekerjaan KPPS.

Sebagai dokter analisanya medis saja, nggak perlu menghakimi apa yang mereka kerjakan.

Yok kita objektif dalam kapasitas dokter ya analisa analisa medis jangan menganalisa beban kerja orang lain, jangan kemudian menghakimi beban kerja KPPS seolah disederhanakan lalu nyatet-nyatet kok meninggal," ungkap Adian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved