Kabar Politik

Disebut Serangga & Diusir dari Kubu Prabowo, Demokrat: Usai Pilpres, Kami Akan Ambil Sikap

Ferdinand Hutahaean tegaskan ke Arief Poyuono untuk bertahan di koalisi pengusung Prabowo-Sandi. Setelah Pilpres usai Demokrat akan mengambil sikap.

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (BPN) Ferdinand Hutahaean di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) 

Hal itu disebut Arief Puyuono lantaran Demokrat telah merapat ke kubu Jokowi-Maruf.

"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur. Jangan elitenya dan Ketum kayak serangga undur-undur ya. Mau mundur dari koalisi aja pake mencla mencle segala," kaya Arief Poyuono saat dikonfirmasi, Jumat (10/5/2019).

Arief Poyuono mengatakan, pihaknya tak keberatan jika Partai Demokrat keluar dari koalisi Adil Makmur.

Sebab menurutnya, selama ini Partai Demokrat tak memiliki pengaruh dalam upaya pemenangan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019.

Kata Arief Poyuono, masuknya Partai Demokrat dalam koalisi justru membuat suara paslon 02 menurun.

"Monggo keluar aja deh, wong nggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandi kok selama ini. Malah menurunkan suara lo," ucap Arief Poyuono.

Ia juga menduga, sikap Partai Demokrat yang 'mencla mencle' itu lantaran sudah mendapat jaminan dari Presiden Joko Widodo.

Yakni, salah satunya kasus megaproyek Hambalang yang menyeret keluarga SBY yang hingga kini belum terusut tuntas.

"Dan saya tahu kok kenapa kayak undur-undur, maklum belum clear jaminan hukum dari Kangmas Joko Widodo bagi keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi, kayak kasus korupsi proyek Hambalang. Tapi saya yakin Kangmas Joko Widodo tidak akan pernah menjamin kalau keluarga SBY nggak akan diproses hukum oleh KPK ya," papar Arief Poyuono.

Ia juga menyebut, kondisi Partai Demokrat diibaratkan dengan tokoh pewayangan, Aswatama yang tidak diterima di pihak mana pun.

"Sebab Kangmas itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi. Dan saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh Aswatama setelah Perang Bharatayudha, nggak diterima di mana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi dan nggak ada yang mau koalisi sama Demokrat tuh," sambungnya.

(TribunPalu.com/Isti Prasetya)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved