Viral Sosmed
Viral di Sosmed, Oknum Driver Gojek Bakar Hidup-hidup Seekor Anjing di Menteng
anjing berjenis mix dalmatian tersebut diduga dipukul dengan botol dan dibakar hingga sekarat.
Pada tahun 2007, Gregory Okin, guru besar geografi di Universitas California, menerbitkan jejak kaki ekologis hewan perliharaan di Amerika Serikat. Beragam jajak pendapat memperkirakan, saat ini terdapat 163 juta kucing dan anjing yang dipelihara di permukiman.
Dalam kalkulasi Okin, pemberian makanan pada hewan domestik itu menerbangkan 64 juta ton gas rumah kaca ke atmosfer setiap tahun. Angka itu setara yang dihasilkan 13 juta mobil.
Penyebab fenomena itu adalah aktor utama di dalam setiap perdebatan tentang perubahan iklim: daging.
Catatan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menunjukkan, sektor peternakan di seluruh dunia menyumbang 15% dari total emisi gas rumah kaca.
Di sisi lain, penggunaan daging sebagai panganan anjing atau kucing cukup besar, menurut studi di AS. Okin mencontohkan, dua hewan peliharaan itu mengkonsumsi 25% daging yang disediakan peternakan di seluruh AS.
"Saya menyukai anjing dan kucing, dan saya sangat tidak menyarankan masyarakat untuk mengabaikan atau memaksakan pola makan vegetarian kepada mereka," kata Okin.
"Namun menurut saya kita perlu mempertimbangkan seluruh dampak yang dihasilkan hewan peliharaan sehingga kita dapat berbicara jujur tentangnya."
"Binatang perliharaan memberi banyak dampak positif, tapi mereka juga berefek besar bagi lingkungan," ujar Okin.
Bahkan sejumlah ilmuwan yang berselisih paham tentang jejak kaki ekologis binatang telah menelurkan rekomendasi untuk pemilik maupun calon pemelihara binatang.
Dalam analisis pilihan hidup yang sangat berkontribusi pada perubahan iklim, tidak ditemukan bukti bahwa memelihara anjing berefek besar pada isu ini. Pengaruh justru ditimbulkan perilaku lainnya.
Temuan tersebut diutarakan Seth Wynes dari Universitas Lund, Swedia, dan Kimberley Nicholas dari Universitas British Columbia, AS.
Meski begitu, Wynes dan Nicholas memberikan satu peringatan.
"Penelitian lebih lanjut terkait isu ini akan sangat bermanfaat. Hingga saat ini, kami yakin anjing yang berukuran kecil punya jejak karbon yang lebih kecil dibandingkan anjing bertubuh besar," tulis dua ilmuwan itu.
Robert dan Brenda Vale punya pendekatan yang lebih keras, salah satunya tertuang dalam buku mereka yang terbit tahun 2009, berjudul Time to Eat the Dog: The Real Guide to Sustainable Living.
Mereka tentu tidak benar-benar menyarankan kita untuk menyantap daging anjing. Mereka sebenarnya mendorong kita memilih hewan peliharaan yang dapat menyumbang sesuatu untuk persediaan makanan.