Viral Sosmed
Viral di Sosmed, Oknum Driver Gojek Bakar Hidup-hidup Seekor Anjing di Menteng
anjing berjenis mix dalmatian tersebut diduga dipukul dengan botol dan dibakar hingga sekarat.
"Terdapat beberapa kebenaran bahwa jika kita memelihara hewan yang bisa dimakan, seperti ayam yang menghasilkan telur dan daging atau kelinci serta babi, kita dapat mengambil kompensasi keberadaan mereka terhadap lingkungan," kata Brenda Vale.
Beberapa tahun lalu, Brenda dan suaminya mendorong pemerintah kota Wellington, ibu kota Selandia Baru, untuk melarang kepemilikan hewan peliharaan tradisional. Ide itu ditolak otoritas setempat.
Keduanya memiliki daftar hewan peliharaan yang disusun berdasarkan jejak ekologis, yaitu dampak aktivitas manusia yang diukur dari penggunaan air dan lahan produktif untuk menghasilkan barang konsumsi serta kemampuannya menyerap limbah.
Daftar itu diukur dalam satuan hektare.
Merujuk kajian Robert dan Brenda, kucing mempunyai jejak ekologis sebesar 0,15 hektare, sedangkan hamster sebesear 0,014 hektare. Memelihara dua binatang herbivora ini dianggap setara dengan memiliki satu televisi plasma.
Bagaimana dengan anjing? 0,84 hektare.
Di sisi lain, Greg Okin khawatir pada meningkatnya tren kepemilikan hewan peliharaan, terutama di negara yang sebelumnya tidak mempunyai kecenderungan itu, seperti China.
Lembaga pemikir berbasis di Shanghai, China Pet Markert, menyebut populasi binatang domestik di negara itu meningkat dari 390 juta pada 2013 menjadi 509 juta tahun 2018.
"Di negara berkembang, seiring penduduk yang semakin kemakmuran, mereka semakin sering mengkonsumsi daging dan memelihara binatang," ujar Okin.
Industri penyedia panganan hewan peliharaan, yang penjualannya di seluruh dunia mencapai US$91 miliar (Rp1,3 triliun) tahun 2018, sebagaimana dicatat Euromonitor International, merupakan pemain kunci dalam perdebatan tentang jejak ekologis ini.
Kepada BBC, Michael Bellingham, pimpinan utama Asosiasi Produsen Makanan Hewan, menyatakan hal-hal untuk mempertahankan industrinya.
Bebas daging
"Belakangan ini banyak laporan tidak tepat terkait porsi daging yang digunakan industri makanan hewan," kata Bellingham.
"Industri kami menggunakan banyak produk sampingan yang cocok untuk konsumsi manusia, tapi ini tidak dimanfaatkan sama sekali atau sedikit demi sedikit, oleh produsen makanan manusia."
"Produsen makanan hewan menggunakan material itu untuk memberi nilai tambah padanya. Dengan demikian, mengurangi efek bahan tak terpakai, ketersediaan komoditas dan meminimalkan jejak karbon."
"Tidak ada binatang yang diternak khusus untuk industri makanan hewan," ujar Bellingham.
Industri itu juga melihat bahan makanan bebas daging sebagai solusi jitu persoalan ini. Eksperimen penggunaan protein alternatif seperti serangga juga tengah dikaji.
Bagaimanapun, kata Robert Vale, "Dalam konteks keberlanjutan, jika Anda menginginkan hewan peliharaan, miliki yang berpola makan vegetarian ketimbang karnivora."
"Begitu pula, jika Anda ingin mempunyai hewan peliharaan, sebaiknya Anda tidak memiliki anak," kata ujarnya.