Idulfitri 2019
Selalu Ada Saat Idulfitri, Intip 5 Fakta Sejarah Aneka Macam Kue Kering di Indonesia
Satu hal yang pasti ada di setiap perayaan Idulfitri adalah aneka camilan, termasuk kue kering. Seperti nastar, putri salju, kastangel, dan lainnya.
TRIBUNPALU.COM - Kurang dari satu bulan lagi, umat Muslim akan merayakan Hari Raya Idulfitri atau Lebaran 2019.
Di Indonesia, Lebaran tak hanya dinikmati umat muslim.
Lebaran sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia untuk berkumbul berbagi keceriaan bersama keluarga dan kerabat.
Satu hal yang pasti ada dalam setiap perayaan Idulfitri adalah aneka camilan, termasuk kue kering.
Seperti nastar, putri salju, kastangel, dan lain sebagainya.
Namun taukah Anda, di balik nikmatnya penganan ini ada lima fakta menarik di baliknya?
Berikut KompasTravel merangkumnya untuk Anda.

1. Penemuan tak sengaja
Kue kering ternyata sudah lekat dengan peradaban muslim sejak berabad-abad lalu.
Menurut sejarah, kue kering di dunia berasal dari Persia yang saat ini berubah nama menjadi Iran.
Masyarakat sudah kerap mengenal kue kering sejak abad ke-7.
Kue kering tidak pernah diniatkan untuk diciptakan.
Saat itu, para tukang roti ingin membuat kue biasa pada umumnya.
Sayangnya, pada masa tersebut, memanggang kue bukan perkara yang mudah.
Salah satu kesulitan yang harus dihadapi dalam memanggang kue adalah penentuan suhu dalam oven yang akan digunakan.
Untuk mengukur suhu yang tepat, biasanya para tukang roti saat itu menjatuhkan sedikit adonan ke dalam oven.
Adonan kue yang jatuh inilah yang membuat kue kering lahir.
Saat itu, kue kering hanya versi tipis dari kue pada umumnya dan disajikan dalam porsi kecil dengan warna cokelat keemasan.

2. Menu kaum bangsawan
Pada zaman dahulu kue kering hanya disajikan bagi kaum bangsawan.
Kue kering kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui pedagang Muslim.
Salah satu wilayah yang ikut mempopulerkan kue kering adalah daratan Eropa.
Di Eropa, sejarah kue kering bermula di Spanyol saat penaklukan Muslim.
Sekitar abad ke-14, penganan ini mulai dinikmati oleh seluruh masyarakat Eropa, mulai dari anggota kerajaan hingga rakyat biasa.
Kemudian pada 1596, makanan ringan ini menjadi makanan yang disajikan untuk kelas menengah di Inggris.
Kue kering yang populer saat itu berbentuk persegi kecil yang diperkaya dengan kuning telur dan rempah-rempah.
Kepopuleran kue kering makin berkembang karena penganan ini bisa tetap awet dalam waktu yang lama.
Ini membuatnya menjadi makanan sempurna untuk dibawa berpergian.
3. Produksi dikontrol asosiasi profesional
Pada 1671, imigran Inggris, Skotlandia, dan Belanda membawa kue kering pertama ke Amerika Serikat.
Kue kering kemudian disajikan saat minum teh.
Sama seperti saat ini, pembuatan kue kering dilakukan oleh industri rumahan.
Selanjutnya, ratusan resep kue dibuat di Amerika Serikat.
Baru sekitar abad ke-17 dan 18 di Eropa, pembuatan kue mulai dikontrol dengan hati-hati oleh asosiasi profesional.

4. Kudapan wajib perayaan Eropa
Setelah revolusi industri, pada abad ke-19, teknologi pembuatan kue makin maju.
Saat itu, bermacam-macam kue kering diciptakan mulai dari rasa manis hingga gurih.
Sejak saat itu, kue menjadi salah satu kudapan wajib untuk berbagai perayaan di Eropa maupun Amerika seperti Natal dan sebagainya.
5. Masuk Indonesia saat penjajahan Belanda
Di Indonesia sendiri salah satu kue kering yang terkenal adalah nastar.
Penganan ini laris ketika Lebaran.
Setelah nastar, kemudian muncul berbagai varian kue kering lainnya.
Nastar masuk ke Indonesia ketika masa penjajahan Belanda.
Kue ini menjadi pengganti pie blueberry atau apel yang merupakan kegemaran bangsa Belanda.
Nama nastar adalah kepanjangan bahasa Belanda yaitu “Ananas/ nanas” dan “Taart/tart/pie” yang artinya Tart nanas.
Penggunaan nanas sendiri merupakan pengganti buah blueberry yang sulit ditemukan di Indonesia.
Hingga saat ini, nastar merupakan salah satu kue kering favorit di Indonesia untuk berbagai perayaan dan menyambut tamu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta di Balik Kue-kue Kering yang Kerap Muncul Saat Lebaran"