Laki-laki atau Perempuan, Siapa yang Menyetir Kendaraan Lebih Baik?
Seorang pengemudi yang baik tentunya mengemudi dengan aman dan tidak bersikap agresif saat di jalan.
Serta keterlibatannya dalam praktik berisiko, seperti menngebut atau minum minuman beralkohol sambil mengemudi, menurut laporan Vice.
2. Perempuan cenderung merasa kurang percaya diri di belakang kemudi.

Meskipun data mengatakan pengemudi laki-laki mengalami lebih banyak kecelakaan, penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan juga bukan pengemudi yang “sempurna”.
Para peneliti dari Transportation Research Institute di University of Michigan mempelajari kecelakaan lalu lintas selama 20 tahun dan menemukan bahwa pengemudi perempuan lebih mungkin menabrak mobil yang dikendarai oleh perempuan lain daripada laki-laki.
Namun, penelitian ini tidak menjelaskan alasan di balik pola ini.
Salah satu hal yang dipertimbangkan dalam pengujian di masa depan adalah bahwa beberapa penelitian juga menunjukkan perempuan cenderung kurang percaya diri saat berada di balik kemudi daripada laki-laki.
Sebuah studi dari UCLA yang mengeksplorasi hubungan antara keterampilan pengemudi baru dan sejumlah variabel yang berbeda, termasuk gender, menunjukkan bahwa perempuan adalah pengemudi yang kurang percaya diri dibandingkan laki-laki.
Namun, keduanya mendapat skor yang hampir sama dari instruktur mengemudi.
Jadi, apakah pengemudi laki-laki lebih baik daripada perempuan?
Gender hanyalah salah satu faktor dalam hal mengemudi yang aman, bersamaan dengan faktor-faktor lain seperti usia, dan bahkan waktu ketika seseorang berkendara.
Satu studi menunjukkan, kedua gender memiliki risiko kecelakaan yang lebih besar ketika mengemudi di malam hari.
Namun, pengemudi laki-laki masih memiliki risiko yang lebih tinggi setiap saat mengemudi sepanjang hari.
Kualitas mengemudi juga berubah berdasarkan lokasi, karena beberapa wilayah negara bagian (di Amerika Serikat) lebih berbahaya daripada yang lain.
Data dari National Highway Traffic Safety Administration menunjukkan bahwa Wyoming, Mississippi, dan Montana memiliki angka kematian akibat kecelakaan yang tinggi, tanpa memperhatikan jenis kelamin pengemudi.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang, di mana pun ia berada, harus belajar dan mempraktikkan kebiasaan berkendara yang aman alih-alih ribut berdebat dan mengkhawatirkan siapa di antara laki-laki atau perempuan yang dapat mengemudi lebih baik.
(TribunPalu.com/Rizki A. Tiara)