Tukang Rujak Naik Haji: Nabung 5 Ribu Per Hari Selama 7 Tahun

Sahyun menyebutkan, dirinya tak menduga akan dipanggil namanya bersama istri untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

KOMPAS.com/IDHAM KHALID
Tukang rujak naik haji 

Pahlawan keluarga Sementara itu, Rihayah (40) anak sulung dari Sahyun dan Kaidah, menyebut bapaknya adalah pahkawan bagi hidupnya.

Karena mereka lah yang sudah membesarkan dirinya bersama adik-adiknya yang lain.

“Bagi kami, bapak adalah pahlawan kami, dia yang membesarkan kami, setiap hari dia mendorong gerobak rujaknya, berangkat dari rumah menuju tempat pangkalnnya yang berada di taman kota Selong,” kata Rihayah dengan terharu biru.

Selama ini dia tidak mengetahui bahwa kedua orang tuanya menabung untuk haji dari hasil berjualan rujak.

“Kami tidak tahu kalau bapak itu nabung untuk naik haji. Kami sangat kaget melihat dia, ternyata namanya sudah dipanggil dari Jakarta untuk menunaikan ibadah haji,” kata Rihayah.

Dikabarkan, pasangan suami istri ini dijadwalkan akan berangkat haji pada kloter terakhir.

Terlihat seperti biasanya dalam tradisi masyarakat Lombok, di depan rumahnya, sebuah tenda klansah atau tenda berantakan daun kelapa sudah dipersiapkan sebagai lokasi zikir dan doa keberangkatan pasangan Sahyun dan Kidah.

Terlihat juga baliho besar yang dipasang di depan gang rumah Sahyun bertuliskan ucapan selamat menunaikan ibadah haji Bapak Sahyun dan Kaidah, semoga menjadi haji yang mabrur. (Kompas.com/Kontributor Lombok Tengah, Idham Khalid)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Penjual Rujak Naik Haji: Nabung Rp 5.000 Per Hari, Serasa Mimpi Namanya Dipanggil"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved