Jangan Sampai Salah, Berikut Ciri-ciri Petugas Haji dari Indonesia di Tanah Suci
Sebelum meminta bantuan kepada petugas, sebaiknya jemaah mengenali ciri-ciri petugas haji dari Indonesia.
TRIBUNPALU.COM - Memasuki musim haji 2019, jemaah haji Indonesia berdatangan ke tanah suci Makkah dan Madinah.
Banyaknya jemaah yang melakukan ibadah haji membuat berkumpulnya orang-orang dari berbagai negara di satu tempat.
Berbagai kesulitan bisa saja datang saat sedang melaksanakan ibadah haji.
Misalnya, tersesat, kehilangan sesuatu, dan lain-lain.
Namun jangan khawatir, jika jemaah haji Indonesia merasa kesulitan bisa meminta bantuan kepada petugas haji.
Sebelum meminta bantuan kepada petugas, sebaiknya jemaah mengenali ciri-ciri petugas haji dari Indonesia.
Petugas haji dari berbagai negara mempunyai ciri yang berbeda-beda.
Misalnya dari Indonesia, petugas haji memakai seragam khusus yang tak sama.
Berikut adalah ciri-ciri petugas haji dari Indonesia berdasarkan laporan langsung dari wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain:
1. Topi

Petugas haji dari Indonesia memakai topi dengan logo bendera merah putih.
Di samping topi terdapat tulisan "Petugas Haji Indonesia 2019"
2. Rompi


Tampak rompi tersebut berwarna hitam dengan tulisan nama petugas tersebut di sisi sebelah kiri.
Di sisi sebelah kanan terdapat logo bendera merah putih.
Di belakang rompi tampak tulisan 'Petugas Haji Indonesia 2019'
3. Kemeja

Kemeja yang berada di bawah rompi berwarna putih.
Di sisi kiri terdapat tulisan berbahasa Arab yang artinya 'Panitia Petugas Haji Indonesia'
Nama petugas haji dari Indonesia terdapat di sisi sebelahnya.
Pada dua saku kemeja, tampak garis berwarna hijau.
Selain itu, aerah kancing baju terdapat garis merah.
4. Tas

Petugas haji indonesia memakai tas kecil berwarna hitam dengan logo bendera merah putih di depannya.
Di samping logo jelas tertulis 'Petugas Haji Indonesia'
TONTON SELENGKAPNYA DI SINI :
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Jangan Sungkan Meminta Bantuan, Berikut Ciri-ciri Petugas Haji dari Indonesia di Makkah dan Madinah
Penulis: Siti Nawiroh