Kepala BNPB Resmikan Ruang Serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho
Ruang serbaguna Dr. Sutopo Purwo Nugroho diresmikan oleh Kepala BNPB Doni Monardo pada Kamis (1/8/2019) kemarin.
Ia sudah menanam pohon sejak 1996, dan bahkan pernah dianggap gila oleh warga sekitar.
Saat itu, Mbah Sadiman menanam beberapa jenis pohon beringin.

Tertulis dalam siaran pers ini, Mbah Sadiman menuturkan, "Dulu saya dianggap gila. Ketika yang lain menanam tanaman pangan, saya malah menanam pohon beringin. Tapi sekarang apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk."
Sebelum ditanami oleh Mbah Sadiman, bukit yang gersang itu selalu mendatangkan musibah.
Seperti banjir bandang, kekeringan, dan kebakaran lahan.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan diperlukan lebih banyak lagi tokoh seperti Mbah Sadiman.
"Kita butuh ribuan orang seperti Mbah Sadiman. Meski usia sudah 68 tahun, beliau ini masih segar bugar dan semangat untuk menanam pohon. Bahkan alasan kenapa beringin yang ia tanam, antara lain selain kuat, penyuplai air dan udara, beringin juga dipercaya ada 'penunggunya', jadi warga tidak berani tebang. Ini unik dan menarik," ujar Doni Monardo.
Insan kedua adalah seorang jurnalis media Harian Kompas, Ahmad Arif.
Ahmad Arif mendapat penghargaan khusus insan media Citra Dharma Bhakti atau "Insan dengan pengabdian dalam bidang jurnalistik."
Selain menjadi jurnalis, Ahmad Arif telah menghasilkan beberapa karya yang berkaitan dengan kebencanaan.
Karya Ahmad Arif dinilai telah berhasil mengubah perspektif masyarakat terhadap bencana.
Ahmad Arif telah berprofesi sebagai jurnalis sejak 2003 dan mulai menulis tentang pentingnya pengetahuan kebencanaan ketika ia ditugaskan meliput bencana tsunami Aceh 2004 silam.
Ahmad Arif sendiri mengakui, pada mulanya ia tidak tahu bahwa setelah gempa besar terjadi, itu bisa disusul oleh tsunami.
Bahkan hampir tidak ada pengetahuan yang mendasar tentang segala bencana yang berpotensi terjadi di Bumi Pertiwi ini.
Melihat dahsyatnya dampak tsunami di Aceh dan mengetahui rekan sejawatnya menjadi salah satu korban dalam peristiwa tersebut, Arif terdorong untuk berfokus pada jurnalisme bencana.