Sulteng Hari Ini
Walhi Sulteng Menyebut Susahnya Air Bersih Masih Menjadi Masalah Utama di Desa Rogo, Sigi
Berdasarkan data Walhi Sulteng, di Desa Rogo, telah banyak ditemukan persoalan yang muncul berkaitan dengan masalah air bersih seperti penyakit gatal
TRIBUNPALU.COM, ROGO - Sudah hampir setahun pascagempa 28 September 2018, persoalan air bersih di desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah belum juga terselesaikan.
Padahal, air merupakan hal yang paling mendasar bagi keberlangsungan hidup masyarakat.
Menurut penuturan sejumlah warga desa, sebelum bencana, kondisi air di desa ini cukup melimpah dan jernih.
Setelah hujan, air akan keruh, tapi itu tidak berlangsung lama.
"Mungkin hanya beberapa saat saja,tapi sekarang pasca gempa, sudah hampir satu tahun, air belum juga jernih dan kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat," kata Manager Kampanye Walhi Sulteng, Stevandi di Palu, Senin (2/9/2019).
• Ratusan Siswa di Kota Palu Sepakati Program AGiLe untuk Mencerdaskan Milenial dalam Bertansportasi
• Tarif Ojek Online Baru Mulai Diterapkan di Seluruh Indonesia Pada Hari Ini
Stevandi mengungkapkan bahwa pascabencana beberapa pihak telah memberikan bantuan terkait pengelolaan air di Desa Rogo
Namun menurutnya, bantuan seperti penyuling air yang didapatkan warga dinilai tidak cukup di tengah banyaknya kebutuhan air oleh masyarakat.
Sehingga, mau tidak mau sebagian besar warga harus memanfaatkan air yang keruh untuk kebutuhan hari-hari baik untuk kebutuhan air minum dan aktivitas dapur lainya.
"Padahal, bila melihat kondisi air tersebut, tidak layak untuk dikomsumsi dan mungkin bisa bersumber penyakit," tegas Stevandi.
Berdasarkan data Walhi Sulteng, di Desa Rogo, telah banyak ditemukan persoalan yang muncul berkaitan dengan masalah air bersih seperti penyakit gatal-gatal setelah menggunakan air yang tidak layak.
Belum lagi ancaman bagi kelompok rentan (perempuan) yang memiliki tingkat sensitivitas terhadap alat reproduksi mereka bila menggunakan air tersebut.
"Ini seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah, baik itu kabupaten, pun provinsi," tegas Stevandi.
Karena hal tersebut, sebagai NGO yang terlibat dalam aktivitas pemulihan di Desa Rogo, Walhi Sulteng melihat persoalan ini harus menjadi skala prioritas yang harus diselesaikan oleh pemerintah daerah.
Ia menegaskan, pemerintah tidak harus terus berharap pada agency yang melakukan aktivitas pemulihan di Kabupaten Sigi.
Mestinya kata dia, pemerintah juga bertangung jawab terhadap masyarakatnya yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Sigi, secara khusus di Desa Rogo.
"Istilah 'Sulteng telah bangkit' yang terus digaungkan oleh pemerintah, perlu di telaah lagi,"btegasnya.
"Sebab masih banyak persoalan yang belum terselesaikan ditingkatan masyarakat," tambahhya.
(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)