Ratusan Mahasiswa Datangi DPRD Sulteng, Desak Presiden Selesaikan Konflik Papua

Ratusan Mahasiswa Datangi DPRD Sulteng, Desak Presiden Selesaikan Konflik Papua

TRIBUNPALU.COM, PALU - Persoalan yang terjadi di Papua mendapat respons yang berbeda dari banyak pihak.

Satu di antaranya datang dari aliansi mahasiswa di Kota Palu, Selasa (3/9/2019).

Ratusan mahasiswa gabungan ini melakukan aksi demonstrasi di depan gerbang kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah.

Aksi sempat terjadi saling dorong antar mahasiswa dan aparat namun tak lama kemudian suasana mencair.

• Soal Papua, Guru Besar UI Sebut Isu Rasisme Tak Bisa Berujung Pada Referendum

Dalam aksi yang berlangsung kurang lebih 2 jam itu, massa mendesak Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan konflik Papua.

"Kami mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan konflik yang ada di Papua," kata Koordinator Aksi, Amin.

Amin juga mengaku sangat menyayangkan sikap dingin oleh Presiden Jokowi terhadap situasi yang ada di Papua.

"Jangan hanya ditanggapi dingin, contoh kasus presiden hanya mengatakan kita maaf-maafan saja," sesalnya.

Ia berharap, pemerintah pusat serta aparat yang berwenang, untuk melakukan tindakan tegas jika ada oknum atau kelompok yang mencoba memancing terjadinya konflik.

"Kami minta bagaimana presiden menyatakan secara jelas bahwa papua adalah bagian dari Indonesia," tegasnya.

Selain menyuarakan tuntutan, ratusan mahasiswa ini juga melakukan aksi solidaritas terhadap warga papua.

Pasalnya, Papua yang saat ini kerap mengalami intimidasi, serta tindakan yang jauh dari pirnsip kemanusiaan.

Untuk diketahui, ratusan mahasiswa ini tergabung dai Universitas Tadulako (Untad), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) dan STIK IJ.

Aksi mahasiswa ini diterima langsung oleh salah satu anggota DPRD Sulteng, Erwin Lamporo.

Erwin juga mengaku sangat mendukung aksi mahasiswa dengan mendorong pemerintah untuk menyelesaikan konflik Papua.

(Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).