Pasha Ungu Menangis Ceritakan Kembali Kronologi Bencana Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala
Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Said atau yang akrab disapa 'Pasha Ungu' menangis saat menceritakan gambaran warganya mengalami musibah bencana.
"Dan saya tidak punya pilihan lain, saya punya tugas, tanggung jawab sebagai wakil wali kota ya harus memberikan pelayanan yang terbaik."
"Walaupun kami paham pada saat itu kami pun tidak bisa melakukan apa apa dalam kondisi yang begitu berat karena semuanya korban, tapi kami tetap berupaya," sambungnya.
Kondisi Kelurahan Petobo 10 Bulan Pascabencana Palu
Tepat 10 bulan yang lalu, bencana alam gempa bumi dan tsunami termasuk likuifaksi melanda Provinsi Sulawesi Tengah.
Di Kota Palu, yang paling parah terdampak likuifaksi pada 28 September 2018 ialah Kelurahan Petobo di Kecamatan Palu Selatan dan Kelurahan Balaroa di Kecamatan Palu Barat.
• Mantan Kajati Sulteng, Johanis Tanak, Capim KPK yang Dipanggil Jaksa Agung karena Tersangkakan Kader
• BMKG: Daftar Wilayah di Sulteng yang Berpotensi Banjir di Bulan September 2019
Berdasarkan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), luasan likuefaksi di wilayah Petobo,
Kota Palu mencapai 180,06 hektare.
Senin (29/7/2019) sore, kawasan likuifaksi yang bisa diakses melalui Jalan Dewi Sartika itu, dikunjungi sejumlah orang.
Baik keluarga korban maupun warga lain yang sekadar melihat lokasi eks likuifaksi tepat di 10 bulan pascabencana.
Beberapa dari mereka tampak saling tukar cerita, pengalaman atau sekedar bertanya hal-hal kecil yang berkaitan dengan likuifaksi saat itu.
"Tidak ada keluarga yang jadi korban di sini, hanya singgah datang melihat saja, kalau kami dari Sulbar," ujar Andi
Ada juga warga Kelurahan Petobo yang datang sekedar melepas rindu pada keluarga yang hilang ditelan tanah likuifaksi Petobo.
Ialah Lisman alias Bucek, warga Petobo yang sampai saat ini hampir setiap hari berkunjung ke lokasi likuifaksi Petobo.
"Saya kehilangan istri dan dua anak perempuan di sini (area likuifaksi Petobo, red)," ungkap Lismas dengan nada sedih.
Tonton video lengkapnya:
(TribunPalu.com/Lita Andari Susanti/Muhakir Tamrin)