Penjelasan BMKG Terkait 2 Gempa Bumi di Laut Jawa pada Kamis (19/9/) Kemarin, Terasa Hingga Lombok
Pada Kamis (19/9/2019) siang kemarin, BMKG mencatat dua gempa bumi tektonik yang terjadi di wilayah Laut Jawa. Rupanya, dua gempa itu termasuk langka.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Lalu, mengapa dua gempa dengan kedalaman lebih dari 600 kilometer tersebut dapat dirasakan di berbagai wilayah yang cukup jauh dari pusat gempa?
Gempa dengan hiposenter dalam yang melebihi 300 kilometer dinilai sebagai fenomena alam yang menarik karena jarang terjadi.
Gempa dirasakan dalam wilayah yang luas dari Bandung hingga Lombok.
Hal ini disebabkan hiposenternya yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas.
Patut disyukuri bahwa gempa bumi tidak berdampak merusak.
Sebab, letak hiposenternya yang sangat dalam membuat energi getaran gempa sudah mengalami perlemahan setelah sampai di permukaan Bumi.
Meskipun tidak berdampak, gempa ini sangat menarik untuk dikaji untuk kemajuan sains kebumian.
Gempa ini juga menjadi bukti bahwa aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia di kedalaman 500 kilometer di bawah Laut Jawa masih aktif.
Di bawah Laut Jawa, Lempeng Indo-Australia menunjam dan menukik curam hingga kedalaman lebih dari 600 kilometer.
Namun, ada juga dugaan bahwa lempeng tektonik di kedalaman 410 kilometer mengalami gaya slab pull (gaya tarik lempeng ke bawah).
Sedangkan pada bagian lempeng di kedalaman lebih dari 600 kilometer terjadi gaya apung lempeng yang menahan ke atas (slab buoyancy).
Jika ditinjau dari hiposenternya, gempa yang berkedalaman sekitar 600 kilometer ini, terletak di zona transisi mantel pada kedalaman 410-600 kilometer.
Aktivitas seismik ini tampaknya lebih disebabkan oleh adanya pengaruh gaya slab pull.
Yaitu, gaya tarik lempeng ke bawah akibat tarikan gravitasi Bumi yang ditandai dengan mekanisme sumber gempanya yang berupa sesar turun.
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr. Daryono S.Si, M.Si.
(TribunPalu.com)