Deretan Gempa Bumi Baru-baru Ini yang Jadi Bukti Aktifnya Sesar dan Zona Subduksi di Indonesia

Beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah Indonesia mengalami gempa bumi dengan besaran magnitudo yang beragam.

Editor: Imam Saputro
israelnationalnews.com
Ilustrasi seismograf, sensor getaran untuk mendeteksi gempa bumi. 

Masih menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa diduga kuat dipicu oleh sistem sesar Semarang pada ujung segmen paling barat di selatan Cepiring.

Sebab, titik pusat gempa berada di jalur sesar ini.

“Meskipun gempa ini kekuatannya relatif kecil tidak terlalu berdampak, tetapi gempa Kendal ini menjadi bukti dan pengingat kita semua bahwa struktur Sesar Semarang atau sesar naik Semarang (Semarang Thrust) yang melintas di Kota Semarang ini masih aktif sehingga patut diwaspadai,” ungkap Daryono, Jumat (27/9/2019).

Pada zaman kolonial Belanda, tepatnya 19 Februari 1856, gempa yang cukup kuat pernah terjadi di Semarang, Ungaran, dan sekitarnya.

Wilayah Semarang, Ungaran, dan Ambarawa juga kembali mengalami gempa pada 22 Oktober 1865 pukul 09.16 WIB dan 23 Oktober 1865 pada 02.45 WIB.

Gempa kedua terasa lebih kuat dan diikuti gemuruh.

4. Gempa magnitudo 6,8 di Ambon pada Kamis (26/9/2019) pagi - Bukti Aktifnya Sesar Lokal.

BMKG mencatat, gempa bumi tektonik terjadi di wilayah Kota Ambon dan Sekitarnya pada Kamis (26/9/2019) pukul 06.46 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini bermagnitudo 6,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi 6,5.

Episenter gempa terletak pada koordinat 3,43 LS dan 128,46 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 42 kilometer arah timur laut Kota Ambon, Provinsi Maluku dengan kedalaman 10 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal," kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG.

Sementara itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa di wilayah Ambon ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip fault).

(TribunPalu.com/Kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved