Pernah Diwajibkan Buat Surat Tidak Terlibat G30S, Soe Hok Gie Merasa Muak: Tidak Ada Gunanya

Terjadinya tragedi kemanusiaan Gerakan 30 September (G30S) 1965 membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan 'pembersihan' orang-orang komunis.

Dokumentasi Mapala UI
Soe Hok Gie 

Jika mengurus sendiri, setelah dilempar-lempar dari satu kantor ke kantor lain, ujung-ujungnya biasanya hanya ditanya sila-sila dalam Pancasila untuk membuktikan orang tersebut tidak terlibat G30S.

“Kalau lulus kadang disodorkan sumbangan kesejahteraan anu, atau membeli gambar Pancasila atau soal-soal lain. Tujuannya jelas… minta uang,” sambung Gie.

Soe Hok Gie
Soe Hok Gie (Dokumentasi Mapala UI)

Dari segi keamanan, Gie sangat menyangsikan efektifitas surat keterangan tidak terlibat G30S itu.

Gie juga berpendapat bahwa kebijakan itu harus dihapuskan dan tidak perlu dipertahankan.

Pasalnya, dari sekitar 22 juta rakyat yang tergabung dalam gerakan komunis (berdasarkan klaim PKI), sebenarnya hanya beberapa ribu saja yang benar-benar memahami ideologi Marxisme-Leninisme.

Sedangkan sisanya hanya ikut-ikutan saja, tidak tahu apa-apa.



Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia.
Anggota Mapala UI dipotret saat melakukan kegiatan pemasangan plakat In Memoriam Soe Hok-Gie di Gunung Semeru, Jawa Timur pada tahun 1971. Soe Hok-Gie, anggota Mapala UI dengan nomor M-007-UI meninggal di Gunung Semeru pada tanggal 16 Desember 1969. Mapala UI sebagai salah satu pelopor pencinta alam di Indonesia, memiliki foto-foto yang menjadi bagian sejarah kepencintaalaman di Indonesia. (Dokumentasi Mapala UI via Kompas.com)

Misalnya, ada para buruh yang dipaksa masuk Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), sebuah organisasi buruh yang berafiliasi dengan PKI.

Mereka akan mendapat tekanan dari SOBSI jika tidak mau bergabung dalam serikat buruh tersebut.

Ada juga para petani yang diiming-imingi tanah supaya mau bergabung dengan Barisan Tani Indonesia (BTI) yang juga berafiliasi dengan PKI.

Sehingga, tidak etis ketika mereka harus menanggung hukuman yang sebenarnya mereka tidak tahu sama sekali sebabnya.

Sebab secara teoritis, siapa pun yang terlibat, entah itu aktor intelektual maupun sekadar bergabung karena hal-hal di atas, mereka akan sangat dikucilkan dari kehidupan.

“Secara teoretis mereka tidak boleh kerja (perusahaan mana yang mau terima orang yang terlibat G30S), tidak boleh kawin (di beberapa tempat), tidak boleh pindah rumah (di Jakarta ada ketentuan ini untuk surat pindah, tidak boleh masuk sekolah dan selalu hidup dalam ketakutan,” lanjut Gie.

Menurutnya, mereka yang hanya ikut-ikutan hendaknya diterima kembali di tengah masyarakat.

Sebab jika seperti itu, maka akan mempersulit hidup dan meneror mereka, pada akhirnya mereka akan menjadi mangsa grup totaliter, termasuk komunisme.

“Saya anggap Surat Tidak Terlibat G30S sebagai surat yang tidak ada gunanya,” tulis Gie.

(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Muak karena Wajib Buat Surat ‘Tidak Terlibat G30S’ , Soe Hok Gie: Surat yang Tidak Ada Gunanya

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved