Terkini Daerah
Puluhan Anak Kecanduan Game Online di Solo Dibawa ke RSJ untuk Jalani Rehabilitasi
Pasien anak kecanduan game online yang menjalani pengobatan di RSJD Kota Surakarta rata-rata dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga SMA kelas I.
"Ada beberapa langkah yang kita lakukan untuk mengatasi gangguan emosi. Salah satunya dengan obat, dengan farmakoterapi," tuturnya.
Setelah itu, dilanjutkan dengan terapi perilaku.
Sebab, pasien anak kecanduan game online, biasanya tidak mengakui kalau dirinya kecanduan.
Mereka menganggap dirinya baik-baik saja.
"Jadi, kita harus menekankan anak itu mengakui kalau dirinya itu kecanduan game online. Itu sebuah proses sehingga kita bisa masuk ke terapinya," kata dia.
Terapi tersebut dilakukan tidak hanya sekali. Tetapi berkelanjutan atau terus menerus.
Paling tidak dilakukan setiap hari selama dua pekan.
"Minggu pertama bisa kita terapi perilaku. Dan itu berlanjut paling tidak enam bulan. Idealnya seperti itu," ungkap dia.
Aliyah menyebut anak kecanduan game dapat diketahui dengan ciri-ciri setiap hari selalu memegang ponsel, tidak bisa melaksanakan tugasnya, suka membolos sekolah, tidak mau sekolah, tidak mau belajar, dan mudah emosi.
Diakuinya, penggunaan gadget atau ponsel tidak bisa dibatasi.
Sebab, dalam aktivitas apapun pasti menggunakan ponsel.
Tapi, bukan berarti penggunaan ponsel terhadap anak tidak bisa dicegah.
Agar anak tidak kecanduan game, seharusnya penggunaan ponsel hanya untuk kegiatan tertentu.
Misalnya mengerjakan tugas sekolah.
Selain itu, pada jam tertentu jika ada satu anggota keluarga tidak menggunakan ponsel, semua juga tidak menggunakannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kecanduan Game Online, Puluhan Pelajar Diobati di Rumah Sakit Jiwa Solo",