Sebut Demo Saat Ini Kurang Solid, Fahri Hamzah Dapat Pesan dari Ketua DEMA UIN Jakarta

Ketua Dema UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sultan Rivandi buka suara terkait pernyataan Fahri Hamzah yang menilai bahwa demo mahasiswa kurang solid.

Editor: Imam Saputro
Kolase TribunPalu.com
Ketua Dema UIN Jakarta, Sultan Rivandi dan Fahri Hamzah 

"Spapun kehadiran mereka harus dibaca sebagai fenomena sosial yang pasti di belakanganya ada makna. Mereka biasanya muncul ketika ada kegelisahan, dan ada sesuatu yang tidak didengar," kata Fahri Hamzah dilansir dari acara E-Talkshow tvOne Sabtu (5/10/2019).

Menurut Fahri Hamzah, gerakan 98 saat melawan rezim Orde Baru itu kan terlalu akumulatif.

"Kesalahannya itu menumpuk, mulai hilangnya kebebasan, berakhir dengan hilangnya kesejahteraan sehingga orang ngantri sembako dan sebagainya. Jadi rasanya akumulasi dari sebab musababnya itu komplit, itulah yang membuat kemudian terjadi konsolidasi masif di kalangan mahasiswa," jelasnya.

Itulah sebabnya Fahri Hamzah menilau kalau gerakan Mahasiswa tahun 2019 ini berbeda dengan gerakan 98.

Maka dari itu gerakan Mahasiswa saat ini pun perlu dikritisi.

"Tapi kehadirannya tetap harus kita kritisi, karena kalau argumennya tidak terlalu kuat biasanya tidak relevan dan tidak lama. Itu juga adalah challenge kepada gerakan Mahasiswa sendiri, apakah Anda hanya hadir ini berdasar ikut-ikutan atau secara solid ada yang ingin disampaikan kepada pemerintahan," tuturnya.

Mengenai adanya tujuh tuntutan yang disampaikan para Mahasiswa, menurut Fahri Hamzah tuntutan itu masih kurang solid.

"Banyak dari tuntutan itu kalau saya menganggapnya sih kurang solid. Kalau dulu kan kita bilang hentikan dwi fungsi ABRI, adili rezim orde baru, Presiden Soeharto dan kroninya itu rasanya akumulatif. Permintaan Amandemen konsitusi, otonomi daerah, itu kan solid, memang karena itu yang hilang," jelasnya.

Berbeda ketika tuntutan Mahasiswa saat ini soal undang-undang, yang menurut Fahri Hamzah tidak solid.

"Tapi kalau misalnya meminta rancangan undang-undang KUHP dibatalkan, rasanya itu tidak solid, itu tidak datang dari dialog yang mendalam. Ya yang lain-lain juga bisa saya kritik, termasuk RUU KPK, termasuk sahkan UU PKS dan sebagainya," kata mantan Aktivis 98 ini.

Meski begitu, ia tetap menghargai keberadaan gerakan tersebut.

Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terjadi di Sejumah Daerah Indonesia

Gelombang aksi unjuk rasa mahasiswa dan aktivis pro-demokrasi terjadi di sejumlah daerah, Senin (23/9/2019) hingga Selasa (24/9/2019).

Mereka menuntut pemerintah dan DPR membatalkan sejumlah rancangan undang-undang yang dianggap memberangus kebebasan sipil dan melemahkan agenda pemberantasan korupsi sesuai amanat reformasi.

Di Jakarta, aksi unjuk rasa dipusatkan di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2019).

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved