Pilih Prabowo Jadi Menteri Pertahanan, Jokowi Tak Jelaskan Tugasnya: Beliau Lebih Tahu
Prabowo Subianto dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
TRIBUNPALU.COM - Presiden Jokowi resmi mengumumkan para menteri dan pembantunya yang lain dalam Kabinet Indonesia Maju.
Nama-nama menteri di Kabinet Indonesia Maju ini diumumkan Jokowi di tangga depan Istana Negara pada Rabu (23/10/2019) pukul 08.30 WIB.
Jokowi memanggil satu persatu nama menteri dan menjelaskan tugas yang akan dijalankan.
Namun, ada satu hal yang menarik.
Saat Jokowi mengumumkan bahwa Prabowo Subioanto menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Jokowi tidak menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh Prabowo sebagai seorang Menhan.
Ia justru menuturkan bahwa Prabowo lebih tahu tugas yang harus dijalankan oleh seorang Menteri Pertahanan.
"Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Saya kira tugas beliau saya sudah tidak usah saya sampaikan, beliau lebih tahu dari pada saya," kata Jokowi.
Mendengar namanya dipanggil Prabowo lantas berdiri dan memberi hormat.
• Tujuh Pesan Jokowi untuk Menteri Kabinet Indonesia Maju: Tidak Ada Visi Misi Menteri
• Sambil Lesehan di Tangga Istana, Jokowi Kenalkan Nama-Nama Menteri Kabinet Indonesia Maju
Prabowo Subianto Diminta Bantu Presiden di Bidang Pertahanan
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (21/10/2019) lalu.
Prabowo tiba di Istana Negara sekira pukul 16.10 WIB.
Dalam kedatangannya tersebut Prabowo menyebutkan bahwa ia diminta Presiden Joko Widodo untuk membantunya dalam bidang pemerintahan.
"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan, beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," kata Prabowo.
Namun, saat itu ia tidak menyebutkan secara spesifik apakah yang dimaksud adalah menteri pertahanan atau menteri lainnya.
Dahnil Anzar Ungkap Alasan Prabowo Diusulkan Jadi Menteri
Politikus Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa usulan Prabowo jadi menteri berasal dari gagasan para kader partai.
"Datang dari para kader tentu," ujar Dahnil, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Talk Show tvOne, Selasa (22/10/2019).
Ada alasan yang mendasari munculnya ide untuk masuk ke dalam pemerintahan.
Selama berdiri, Gerindra belum pernah masuk ke dalam pemerintahan.
Jadi ketika ada alternatif maka Gerindra mencoba memanfaatkan hal tersebut.
"Jadi kan begini di Geridra kan muncul banyak pendapat, pendapat misalnya 10 tahun ini Gerindra sudah jadi oposisi, selama Gerindra berdiri dan dipimpin Pak Prabowo kan belum pernah ada di dalam pemerintahan kenapa kemudian tidak dicoba misalnya ada alternatif," paparnya.
Hal ini agar sejumlah ide dan gagasan dari partai Gerindra dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pemerintah.
Lantaran menurut Dahnil, di Indonesia tidak ada yang memfasilitasi ide-ide dan gagasan dari oposisi.
"Karena di Indonesia sistem kita itu tidak memfasilitasi ide-ide dan gagasan oposisi itu bisa digunakan di eksekutif maka kemudian ada gagasan bagaimana kalau kita jadi mitra internal," sambungnya.
Dahnil juga mengatakan bahwa muncul ide lain dari kader partai.
Yaitu tetap menjadi oposisi dan memperkuat sosok Pak Prabowo.
Prabowo sebagai pemimpin partai mencoba untuk mempertimbangkan seluruh ide dan gagasan.
"Namun di sisi lain juga ada ide bagaimana kita tetap di luar sebagai mitra kritis jadi oposisi, ini akan memperkuat Gerindra ini akan memperkuat sosok pak Prabowo."
"Ide ini muncul dari semua pihak, ini dipertimbangkan oleh Pak Prabowo," ujar Dahnil.
Hal yang pertama dilakukan Pak Prabowo akhirnya membawa semua konsepsi yang dimiliki ke Presiden Joko Widodo.
Jokowi memberi kebebasan kepada Prabowo untuk menjalankannya dengan atau tanpa Gerindra.
"Pertama yang dilakukan Pak Prabowo mendorong gagasan, maka ketika ketemu Pak Jokowi beliau bawa konsepsi, bawa dokumen tentang dorongan besar pembangunan ekonomi, satu lagi dorongan tentang solusi meretas jalan perdamaian di Papua."
"Itu didiskusikan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi menyampaikan pesan ini yang harus dilakukan konsipesi ini bisa diblandend dengan visi misi bapak, kalau mau digunakan silahkan baik itu bersama pak Prabowo dan Partai Gerindra atau Pak Prabowo tanpa Partai Gerindra," ungkap Dahnil.
(TribunPalu.com)