Prabowo Jadi Menhan, Adian Napitupulu: Masih bisa Diperdebatkan tapi Jokowi Punya Kalkulasi Sendiri

Politisi PDIP Adian Napitupulu buka suara terkait keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung ke dalam pemerintahan Joko Widodo.

Editor: Imam Saputro

TRIBUNPALU.COM - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu buka suara terkait keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung ke dalam pemerintahan Joko Widodo.

Menurutnya keputusan Jokowi mengangkat Prabowo menjadi seorang menteri masih bisa diperdebatkan.

Jika mendapat kesempatan untuk bertemu Jokowi Adian akan menanyakan alasan atau perhitungan apa yang diambil Jokowi untuk mengangkat Prabowo menjadi seorang menetri.

"Pendapat saya Prabowo Subianto masuk ke dalam Kabinet Jokowi, dari sisi mana ini ya? Kalau dari sisi kepentingan politik saat ini, masih bisa diperdebatkan, tapi kalkulasinya itu yang harus kita pahami."

"Nanti satu kesempatan saya ketemu Presiden saya akan nanya apa sih hitungannya?" ujar Adian dilansir dari tayangan di kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis (24/10/2019).

Namun di sisi lain Adian menghargai keputusan Jokowi untuk mengangkat Prabowo sebagai seorang menteri.

Adian percaya bahwa Jokowi memiliki penilaian tersendiri terkait hal tersebut.

"Saya yakin Jokowi punya punya kalkulasinya, saya percaya bahwa dia punya data punya hitungan, punya sosok yang jadi sumber informasi dan lain sebagainya," sambungnya.

Lebih lanjut Najwa menanyakan tentang ramalan Adian yang menyebutkan bahwa Prabowo akan menjadi menteri.

Adian menuturkan bahwa hanya jabatan tersebut yang pantas untuk Prabowo.

"Ketika Anda meramal Prabowo pernah jadi menteri?" tanya Najwa.

"Ya karena dia tidak pernah jadi presiden, jadi menteri itu sudah terhormat buat dia," jawab Adian.

Tak hanya itu bahkan Adian juga berkelakar alasan Prabowo mau menjadi menteri adalah untuk mengembalikan kekayaannya.

"Kita tahu pasti orang selesai pertarungan politik itu pasti duitnya habis, apa segala macam ya mungkin aja ini upaya dari bagian mengembalikan harta," canda Adian.

Mendengar ucapan Adian sontak semua yang berada di dalam ruangan tersebut tertawa.

Sementara itu, Arief Poyuono menegaskan Prabowo mau jadi menteri adalah demi bangsa, bukan demi uang.

Jokowi Tak Jelaskan Tugas Prabowo Sebagai Menteri Pertahanan

Presiden Jokowi resmi mengumumkan para menteri dan pembantunya yang lain dalam Kabinet Indonesia Maju.

Nama-nama menteri di Kabinet Indonesia Maju ini diumumkan Jokowi di tangga depan Istana Negara pada Rabu (23/10/2019) pukul 08.30 WIB.

Jokowi memanggil satu persatu nama menteri dan menjelaskan tugas yang akan dijalankan.

Namu ada satu hal yang menarik.

Saat Jokowi mengumumkan bahwa Prabowo Subioanto menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Jokowi tidak menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh Prabowo sebagai seorang Menhan.

Ia justru menuturkan bahwa Prabowo lebih tahu tugas yang harus dijalan sebagai Menteri Pertahanan.

"Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Tugas beliau saya sudah tidak usah saya sampaikan, beliau lebih tahu dari saya," kata Jokowi.

Mendengar namanya dipanggil Prabowo sontak berdiri dan memberi hormat.

Prabowo Subianto Diminta Bantu Presiden di Bidang Pertahanan

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (21/10/2019).

Prabowo tiba di Istana Negara sekira pukul 16/.10 WIB.

Dalam kedatangannya tersebut Prabowo menyebutkan bahwa ia diminta Presiden Joko Widodo untuk membantunya dalam bidang pemerintahan.

"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan, beliau beri beberapa pengarahan, saya akan kerja keras untuk mencapai sasaran dan harapan yang ditentukan," kata Prabowo.

Namun ia tidak menyebutkan secara spesifik apakah yang dimaksud adalah menteri pertahanan atau menteri lainnya.

Dahnil Anzar Ungkap Alasan Prabowo Diusulkan Jadi Menteri

Politikus Gerindra Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan bahwa usulan Prabowo jadi menteri berasal dari gagasan para kader partai.

"Datang dari para kader tentu," ujar Dahnil, dilansir dari tayangan di kanal Youtube Talk Show tvOne, Selasa (22/10/2019).

Ada alasan yang mendasari munculnya ide untuk masuk ke dalam pemerintahan.

Selama berdiri, Gerindra belum pernah masuk ke dalam pemerintahan.

Jadi ketika ada alternatif maka Gerindra mencoba memanfaatkan hal tersebut.

"Jadi kan begini di Geridra kan muncul banyak pendapat, pendapat misalnya 10 tahun ini Gerindra sudah jadi oposisi, selama Gerindra berdiri dan dipimpin Pak Prabowo kan belum pernah ada di dalam pemerintahan kenapa kemudian tidak dicoba misalnya ada alternatif," paparnya.

Hal ini agar sejumlah ide dan gagasan dari partai Gerindra dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pemerintah.

Lantaran menurut Dahnil, di Indonesia tidak ada yang memfasilitasi ide-ide dan gagasan dari oposisi.

"Karena di Indonesia sistem kita itu tidak memfasilitasi ide-ide dan gagasan oposisi itu bisa digunakan di eksekutif maka kemudian ada gagasan bagaimana kalau kita jadi mitra internal," sambungnya.

Dahnil juga mengatakan bahwa muncul ide lain dari kader partai.

Yaitu tetap menjadi oposisi dan memperkuat sosok Pak Prabowo.

Prabowo sebagai pemimpin partai mencoba untuk mempertimbangkan seluruh ide dan gagasan.

"Namun di sisi lain juga ada ide bagaimana kita tetap di luar sebagai mitra kritis jadi oposisi, ini akan memperkuat Gerindra ini akan memperkuat sosok pak Prabowo."

"Ide ini muncul dari semua pihak, ini dipertimbangkan oleh Pak Prabowo," ujar Dahnil.

Hal yang pertama dilakukan Pak Prabowo akhirnya membawa semua konsepsi yang dimiliki ke Presiden Joko Widodo.

Jokowi memberi kebebasan kepada Prabowo untuk menjalankannya dengan atau tanpa Gerindra.

"Pertama yang dilakukan Pak Prabowo mendorong gagasan, maka ketika ketemu Pak Jokowi beliau bawa konsepsi, bawa dokumen tentang dorongan besar pembangunan ekonomi, satu lagi dorongan tentang solusi meretas jalan perdamaian di Papua."

"Itu didiskusikan dengan Pak Jokowi, Pak Jokowi menyampaikan pesan ini yang harus dilakukan konsipesi ini bisa diblandend dengan visi misi bapak, kalau mau digunakan silahkan baik itu bersama pak Prbowo dan partai gerindra atau Pak Prabowo tanpa Partai Gerindra," ungkap Dahnil.

(TribunPalu.com)

Sumber: Tribun Palu
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved