Sadis! Seorang Anak di Kabupaten Tegal Tega Bunuh Ayah Kandung, Jasadnya Dicor dalam Septic Tank
Pembunuhan sadis seorang anak kepada ayah kandungnya menggegerkan warga Tegal.
TRIBUNPALU.COM - Pembunuhan sadis seorang anak kepada ayah kandungnya kembali terulang dan menggegerkan warga.
Peristiwa ini terjadi di Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal pada Selasa (29/10/2019).
Seorang pria bernama Rahadi (58), tewas dibunuh anak kandungnya sendiri, Wahudin (28) dengan cara dibacok.
Usai menganiaya sang ayah, Wahudin berniat menghilangkan jejak.
Jasad Rahadi dibungkus pelaku menggunakan karpet
Lalu dicor atau disemen dalam septic tank.
Selanjutnya Udin, sapaan pelaku, membuang kampak di taman pemakaman umum desa setempat.
Berikut deretan fakta seorang anak bunuh ayah kandungnya, dirangkum TribunPalu.com dari TribunJateng.com:
• Rekonstruksi Pembunuhan Ayah-Anak di Lebak Bulus, Aulia Kesuma Marah, 2 Eksekutor Mengaku Dihipnotis
• Pelaku Pembunuhan dan Mutilasi di Pasar Besar Malang Berpotensi Dikenai Pasal Berlapis
• Terlibat Pembunuhan Suami, Wanita Ini Dituntut 15 Tahun Penjara, Selingkuhannya Seumur Hidup
1. Cara Pelaku Hilangkan Jejak
Sang anak tega membacok ayahnya dengan beberapa luka serius di bagian leher, dagu, dan punggung.
Di balik aksi bengisnya, Udin, panggilan pelaku sempat melakukan beragam cara untuk menghapus jejak.
Kasatreskrim Polres Tegal AKP Gunawan Wibisono menuturkan, pelaku di antaranya menabur bubuk kopi di dalam rumah.
Diduga tujuannya adalah menghilangkan bau amis dari darah korban yang berceceran.
Fakta itu didapat AKP Gunawan saat melakukan olah TKP di rumah korban pada Selasa (29/10/2019) malam.
Sebelum menabur kopi, pelaku terlebih dulu membungkus korban dengan digulung tikar atau karpet.
Menurut Kasatreskrim, pelaku berupaya membersihkan cipratan darah yang meluas di sekililing rumah, baik di lantai maupun dinding.
Namun, karena saking banyaknya cipratan darah, pelaku akhirnya langsung memboyong korban.
Dia membuangnya ke septic tank di luar rumah.
"Jasad bapaknya yang terbungkus karpet itu disemen atau dicor di dalam septic tank yang berdiameter sekitar 1 meter. Selesai mengecor, dia menaburkan banyak kopi di dalam rumah untuk menghilangkan aroma bau darah. Saat kami ke TKP, masih banyak bercak darah di dinding-dinding rumah," jelas AKP Gunawan kepada Tribunjateng.com, Rabu (30/10/2019).
2. Pelaku Menyerahkan Diri ke Warga Setempat
Setelah menyembunyikan jejak dengan berbagai cara, Udin pergi ke makam desa setempat untuk menyimpan kampak.
Usai menyembunyikan kampaknya di makam kuburan, Udin malah menyerahkan diri ke warga setempat.
Dia mengaku takut, apabila kabur, hukuman yang menimpanya bakal lebih berat.
"Takut dihukum lama. Akhirnya, saya serahkan diri. Ya, saya emang sudah kesal lama dengan bapak saya," jawab Udin saat ditanyai penyesalannya usai membunuh ayahnya sendiri.
3. Alasan Pelaku Bunuh Ayah
Saat berada di dalam jeruji sel Mapolsek Warureja, Udin mengaku tak menyesal usai menghabisi nyawa ayahnya sendiri.
Dia sudah bulat berniat untuk melukai dan membunuh bapaknya sendiri, yakni Rahadi (58), saat berada di rumah.
"Niatnya mau melukai dan membunuh. Bapakku pacaran lagi soalnya," ujar Udin berdialek khas Tegal.
Dia mengaku, menewaskan ayahnya dengan menggunakan prengkul atau biasa disebut kampak.
Udin merasa kesal karena ayahnya diduga berpacaran lagi dengan tetangga sebelah.
"Sudah banyak buktinya. Selingkuhannya pernah dikasih motor oleh bapak saya. Namanya Nana," sebut Udin.
Di puncak prasangka buruk, Udin pun akhirnya menghabisi dengan menghujam kampak ke beberapa bagian tubuh ayahnya
4. Pernah Gangguan Jiwa
Kepala Desa Kendayakan, Rasiun, menyebut pelaku pernah masuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mitra Siaga Kabupaten Tegal sebanyak tiga kali.
"Sudah tiga kali. Kalau tidak salah 2016, 2017, dan terakhir bulan puasa 2019 lalu. Meski dibawa ke RSJ, sang pelaku kalau diajak ngobrol biasa aja kayak orang normal. Pelaku kesehariannya wajar seperti orang biasa," jelas Kades.
(TribunPalu.com, TribunJateng.com/Akhtur Gumilang)