Kemenkeu Gelar Peringatan Hari Oeang ke-73, Mulai dari Senam Pagi hingga Bernyanyi Bersama
Kemenkeu menggelar serangkaian acara untuk memperingati Hari Oeang ke-73.
Pertama, harus meningkatkan kompetensi karena tantangan di masa mendatang tidak menjadi semakin mudah.
Kedua, dalam melakukan pekerjaan harus dengan keikhlasan dan amanah untuk memberikan pengabdian dan pelayanan dalam mengelola keuangan.
Ketiga, seluruh unit di Kemenkeu harus dapat bekerja dengan efisien, gesit, dan lincah. Bekerja dengan cepat dan tepat.
Terakhir, Sri Mulyani meminta seluruh jajarannya tersebut untuk selalu menjaga integritas.
Pada kegiatan pagi ini juga dibagikan hadiah atau penghargaan kepada pegawai yang menjuarai sejumlah perlombaan yang digelar.

Sejarah Oeang Republik Indonesia
Peringatan Hari Oeang bertepatan dengan hari di mana Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan mata uang sendiri, yaitu pada 30 Oktober 1946.
Kala itu mata uang resmi Indonesia diberi nama Oeang Republik Indonesia (ORI).
Sebelum ORI diterbitkan, rakyat Indonesia menggunakan mata uang De Javasche Bank, mata uang Hindia Belanda, dan mata uang Jepang yang berlaku sejak 1 Oktober 1945.
Oleh karena itu penerbitan mata uang ORI dianggap sebagai tonggak sejarah sekaligus bentuk langkah tegas Indonesia akan keinginannya untuk dapat benar-benar merdeka dari jajahan Belanda dan Jepang.
Dikutip dari laman visual.kemenkeu.go.id, pencetakan ORI mulai dikerjakan pada Januari 1946.
Namun, pada Mei 1946, pencetakan ORI di Jakarta harus dihentikan dan terpaksa dipindahkan ke daerah-daerah seperti Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Ponorogo akibat situasi keamanan.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan yang bertandatangan di atas ORI adalah A.A Maramis meskipun ia tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan sejak November 1945.
Pada saat ORI beredar yang menduduki jabatan sebagai Menteri Keuangan adalah Sjafruddin Prawiranegara di bawah Kabinet Sjahrir III.
Tepat satu hari sebelum ORI diterbitkan, yaitu pada 29 Oktober 1946, Wakil Presiden Mohammad Hatta menyampaikan pidatonya berkaitan dengan penerbitan ORI yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta.