Deretan Fakta dan Dampak Pencemaran Alkohol atau Ciu di Sungai Bengawan Solo, 16.000 Warga Terdampak
Sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo, diduga tercemar limbah cair alkohol atau yang sering disebut ciu.
TRIBUNPALU.COM - Sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo, diduga tercemar limbah cair alkohol atau yang sering disebut ciu.
Pencemaran menimbulkan dampak yang signifikan bagi lingkungan sungai maupun pihak-pihak yang memanfaatkan air dari Sungai Bengawan Solo.
Berikut TribunPalu.com merangkum deretan fakta dan dampak pencemaran limbah cair alkohol atau ciu dari laman Kompas.com dan BBC Indonesia.
1. Air menjadi berwarna hitam, ikan mati, pasokan air bersih terganggu.
Akibat pencemaran limbah cair alkohol atau ciu, air Sungai Bengawan Solo menghitam.
Tak hanya itu, air juga berbau alkohol yang menyengat.
Pencemaran juga menyebabkan operasional instalasi pengolahan air (IPA) Semanggi terganggu.
Sehingga, pasokan air bersih untuk warga di wilayah Semanggi, Pasar Kliwon, Solo berkurang.
Hal ini diungkapkan oleh Purnomo, seorang petugas pengambilan air baku (intake) Semanggi di Solo, Jawa Tengah pada Selasa (5/11/2019) lalu.

"Warna air Sungai Bengawan Solo berubah hitam pekat dan berbau alkohol sejak Jumat," katanya, Selasa (5/11/2019).
Purnomo melanjutkan, IPA Semanggi tidak beroperasi selama dua hari karena air baku dari Sungai Bengawan Solo tak bisa diolah.
Selain intake Semanggi, dua intake lainnya yang ikut tercemar adalah intake Jebres dan intake Jurug.
Sebagai solusi, Perumda Air Minum Toya Wening menyuplai air kepada masyarakat dengan menggunakan truk tangki.
Ikan-ikan penghuni Sungai Bengawan Solo juga mengapung dan mati.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Bayu Tunggul.