Deretan Fakta dan Dampak Pencemaran Alkohol atau Ciu di Sungai Bengawan Solo, 16.000 Warga Terdampak

Sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo, diduga tercemar limbah cair alkohol atau yang sering disebut ciu.

Editor: Imam Saputro
Kompas.com/Labib Zamani
Air Sungai Bengawan Solo yang berwarna hitam pekat karena tercemar limbah alkohol atau ciu. 

Bayu mengatakan, "Ternyata kita lihat pada waktu itu kalau orang Solo bilang terjadi 'beladu'. Beladu itu ikan-ikan mabuk semua dan mati. Bahkan ikan sapu-sapu yang tergolong paling kuat menahan limbah juga ikut mati," jelasnya.

Temui Nelayan di Kabupaten Banggai, Menteri Susi Minta Kurangi Pencemaran Laut

Banyak Kendaraan, Jusuf Kalla: Meski Perekonomian Membaik, Polusi Udara Jadi Masalah Baru

Penelitian Terbaru Ungkap Polusi Plastik Ancam Kadar Oksigen di Dunia

2. Lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebenarnya, pencemaran ciu di Sungai Bengawan Solo terjadi secara tahunan.

Namun, tahun 2019 menjadi tahun yang terparah.

Limbah dialirkan dari Sungai Samin di kawasan Sukoharjo, menuju Sungai Bengawan Solo.

"Ini tahunan dan paling parah dari sebelum-sebelumnya karena sampai dua hari lebih. Dulu, paling tidak sampai sehari bisa diolah airnya," kata Purnomo.

Pada Rabu (6/11/2019) lalu, pengambilan air baku dari intake Semanggi sudah dapat dilakukan.

Namun, untuk air baku di intake Jebres dan Jurug masih tercemar.

"Intake Semanggi sudah normal. Tapi yang Jurug dan Jebres masih kondisional. Sementara diambil dari Semanggi," kata dia.

3. Warga mengalami gatal-gatal.

Warga setempat yang berendam di area pertemuan Sungai Samin dan Sungai Bengawan Solo mengaku merasa gatal-gatal.

Hal ini diungkapkan oleh Sukir, seorang warga yang tinggal tak jauh dari daerah tempuran dua sungai tersebut.

"Kalau buat berendam, gatal. Banyak yang sudah merasakan gatal-gatal, seperti orang yang mancing dan menjaring ikan merasa gatal kalau terkena air tercemar itu," ucapnya kepada BBC News Indonesia.

4. Alasan pihak IPA tidak dapat mengolah air sungai yang tercemar.

Kepala Instalasi Produksi Wilayah Selatan Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Nuryanto mengatakan, pencemaran yang terjadi menyebabkan produksi di IPA Semanggi terhenti sejak Jumat lalu.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved