Deretan Fakta dan Dampak Pencemaran Alkohol atau Ciu di Sungai Bengawan Solo, 16.000 Warga Terdampak
Sungai terpanjang di Pulau Jawa, Sungai Bengawan Solo, diduga tercemar limbah cair alkohol atau yang sering disebut ciu.
Alasannya, kata Nuryanto, IPA Semanggi tidak mampu mengolah bahan baku air yang tercemar tersebut.
Ia berkata, warna bahan baku air itu sangat pekat dan sangat berbau alkohol.
"Kami berhenti mengolah air karena limbah seperti itu bukan kapasitas alat kami," tutur Nuryanto.
"Terlalu berlebihan, baik warna maupun bahan kimia yang mencemari sehingga kami tidak bisa mengendapkannya. Kemampuan instalasi ini memang tidak untuk mengolah bahan baku air seperti itu," ujarnya.
5. Jumlah warga yang terdampak pencemaran ciu di Sungai Bengawan Solo.
Akibat pencemaran limbah cair alkohol atau ciu di aliran Sungai Bengawan Solo, tiga IPA milik Perumda Air Minum Toya Wening tidak dapat beroperasi.
Sehingga, layanan air bersih kepada sekitar 16.000 pelanggan perusahaan air minum daerah tersebut terganggu.
• Darurat Masalah Sampah, Berikut 8 Fakta Suram tentang Polusi Plastik di Dunia
• Indomie Duduki Peringkat Pertama di LA Times Instant Ramen Power Rankings 2019
• 2 Anggota Polsek Sirenja Jadi Korban, Kapolres Donggala Bantah Anak Buahnya Terlibat Baku Tembak
6. Kawasan industri kecil alkohol.
Di sepanjang Kali Samin, terdapat kawasan industri kecil alkohol skala rumah tangga.
Jumlah rumah produksi ciu diklaim mencapai 200 unit.
Juru Bicara Perumda Air Minum Toya Wening Solo, Bayu Tunggul menyebut, industri minuman keras itu mencakup dua kecamatan di Kabupaten Sukoharjo.
Salah satu kecamatan di antaranya, tuding Bayu, tidak memiliki instalasi pengolahan air limbah.
7. Upaya pemerintah.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah mengatakan, pihaknya melakukan pendekatan dan pembinaan terhadap usaha kecil dan mikro.
Tujuannya yakni, supaya pelaku usaha kecil dan mikro tidak membuang limbah sembarangan.
