Komentar Ahok Saat Ditolak Masuk BUMN: Kayaknya Hidupku Ditolak Melulu
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi reaksi penolakan terhadap dirinya yang akan bergabung di perusahaan BUMN.
TRIBUNPALU.COM - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Thahaja Purnama alias Ahok menanggapi reaksi beberapa aksi penolakan atas dirinya yang hendak bergabung di perusahaan BUMN.
Ketika ditanya para awak media, Ahok berikan tanggapanya tentang berbagai aksi penolakan tersebut.
"Kayanya hidupku ditolak melulu," ujar Ahok.
Keterangan tersebut ia sampaikan ketika menghadiri workshop yang diselenggarakan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Meskipun menuai beberapa aksi penolakan, Ahok menyatakan akan tetap bersedia menerima tawaran Erick Tohir untuk menjadi pimpinan di perusahaan BUMN.
"Yaa kalau ditunjuk, saya harus siap dong," ujar Ahok.

Ia menjelaskan dalam hidup ini tidak ada sesuatu yang akan berjalan dengann mulus.
Ahok sempat berkelakar, jika Tuhan kerap ditentang, apalagi dengan manusia.
"Hidup ini nggak ada yang seluruhnya tulus 100 persen, Tuhan aja ada yang nentang kok," imbuhnya.
• Beda Pendapat Soal Kompetensi Ahok di Pertamina, Said Didu Menyesal Bertemu dengan Boni Hargens
• Ahok Disarankan Fahri Hamzah untuk Ditempatkan di BUMN Paling Korup, Ini Daftar Kasus Korupsi BUMN
• Ahok Dikabarkan Bakal Jadi Petinggi Perusahaan BUMN, Ini 5 Orang yang Nyatakan Penolakan
Menanggapi berbagai aksi pro dan kontra terkait Ahok akan menjadi pimpinan di salah satu perusahaan BUMN, Sekjen Partai PDIP, Hasto Kristiyanto juga ikut ambil suara.
Hasto menilai, dalam penunjukan seorang pemimpin perusahaan BUMN, baik direksi maupun komisaris, hanya bisa ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dalam penunjukan seorang direksi atau komisaris, tidak bisa dipengaruhi oleh suara-suara penolakan atau kebijakan di luar Rapat Umum Pemegang Saham.
"Saya pikir itu salah satu hal yang berlebihan, karena apapun keputusan terkait dengan jabatan komisaris atau direksi ditentukan oleh RUPS," ujar Hasto.
Dalam penunjukan Ahok sebagai calon pimpinan di perusahaan BUMN, tidak ada orang atau sekelompok golongan diluar RUPS yang bisa mempengaruhi dan ikut campur tangan tentang kebijakan di BUMN.
"Tidak boleh ada organ yang di luar BUMN ikut campur dalam keputusan itu," ujar Hasto