Hari Raya Natal 2019

3 Potret Toleransi Hari Natal di Indonesia, Ada Bagi-bagi Bingkisan Natal untuk Warga Satu Dusun

Intip tiga potret toleransi umat beragama saat hari Natal di sejumlah daerah di Indonesia. Ada bagi-bagi bingkisan Natal untuk warga satu dusun.

pexels.com/Gary Spears
ILUSTRASI Natal. 

Nantinya, bingkisan Natal dibagikan ke tetangga sekitar.

Isi bingkisan berupa roti buatan mereka sendiri.

"Isinya selalu seperti ini. Hanya saja rotinya ganti-ganti, misal tahun kemarin roti gulung," kata Sri.

Selain roti, mereka juga menyiapkan lemper sebagai simbol untuk mempererat hubungan mereka.

Kerukunan antar tetangga terlihat kental di Karangtengah Lor, Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta.
Kerukunan antar tetangga terlihat kental di Karangtengah Lor, Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta. (KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

Kepada Kompas.com, Sabtu (21/12/2019) Sri Nurjanah mengatakan tradisi membagikan bingkisan batal adalah sebagai tanda syukur dan sukacita bagi mereka di hari kelahiran Yesus Kristus di dunia.

"Natalan itu selalu senang. Biar sekarang tetangga ikut merasakan sukacita kita," kata perempuan yang bekerja di Rumah Sakit Umum Kaliwates itu.

Ucapan Selamat Natal 2019 dari Berbagai Tokoh RI: Ada Joko Widodo, Sandiaga Uno, hingga Fadli Zon

Dari Atas Kano, Susi Pudjiastuti Sampaikan Ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru

Pemberian bingkisan atau hantaran merupakan bagian tradisi Jawa yang disebut ater-ater, beberapa orang menyebutnya kendurian.

Bingkisan Natal ini pun diberikan kepada semua warga dengan agama apa pun, tak terbatas pada umat Kristiani saja.

Bingkisan dibuat bersama-sama oleh warga sehingga dapat jumlahnya dapat mencukupi dan menjangkau warga yang tinggal di tempat paling jauh.

Ada sekitar 20 kepala keluarga Nasrani di Dusun Karang Tengah Lor yang membuat bingkisan Natal di rumah Sri Nurjanah tahun ini.

Bingkisan diantarkan langsung ke rumah para warga yang ada di 2 RT di dusun tersebut tanpa melihat agama dan kepercayaan pemilik rumah.

Ada 150 kepala keluarga yang menerima bingkisan tersebut.

Sementara itu, toleransi di dusun tersebut juga ada di hari besar keagamaan lainnya.

Misalnya, saat Idul Adha, Sri Nurjanah mencontohkan suaminya yang beragama Nasrani dan keluarga Kristiani lainnya ikut membantu memotong daging.

"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved