Bulutangkis

Lima Saran Bijak Viktor Axelsen untuk BWF; dari Urusan Wasit, Distribusi Hadiah hingga Jadwal Laga

Begini saran bijak Viktor Axelsen untuk BWF di musim 2020, sampaikan lima poin kritikan; mulai dari urusan wasit, distribusi hadiah hingga jadwal laga

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Begini saran bijak Viktor Axelsen untuk BWF di musim 2020, sampaikan lima poin kritikan; mulai dari urusan wasit, distribusi hadiah hingga jadwal laga 

TRIBUNPALU.COM - Pebulutangkis tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen, dengan bijak mengunggah beberapa unek-unek yang mengganjal terhadap sistem Badminton World Federation (BWF).

Penerapan sistem BWF yang sudah berjalan cukup lama ini memang kerap mengganggu para pebulutangkis dunia.

Dengan berani, Viktor Axelsen mengungkapkan kegundahan hatinya melalui sebuah unggahan Instagram Story dengan akun @viktoraxelsen.

Viktor Axelsen mengungkapkan lima topik saran dan usulan untuk BWF yang dinilai memberatkan para pemain di turnamen yang dilakoni setiap tahun.

Anthony Sinisuka Ginting dan Viktor Axelsen (Denmark) usai berlaga di Japan Open 2018.
Anthony Sinisuka Ginting dan Viktor Axelsen (Denmark) usai berlaga di Japan Open 2018. (DOK:PBSI_Nafielah)

Pada poin pertama yang ditulis Axelsen adalah jumlah turnamen yang harus dijalani para pemain setiap tahun.

BWF mewajibkan para pemain tunggal yang ada di jajaran rangking 15 besar dunia, serta pemain ganda di 10 besar dunia untuk mengikuti setidaknya 12 turnamen.

Yakni terdiri dari tiga turnamen level 2, lima turnamen level 3, serta empat dari tujuh turnamen level 5.

Mengingat, jumlah tersebut dinilai terlalu banyak bagi para pemain untuk mempertahankan peringkat dan mengumpulkan poin demi bisa masuk kualifikasi berbagai major event seperti Olympic 2020.

"Janganlah memaksa para pemain turun pada lebih banyak turnamen. Jumlah turnamen yang ada sekarang sudah cukup banyak," tulis Axelsen di akun @viktoraxelsen.

"Saya yakin para pemain akan turun pada turnamen tanpa harus didenda jika mereka melewatkan beberapa yang lain untuk menjaga diri," demikian bunyi lanjutan poin pertama.

Jadwal Turnamen Badminton 2020: Ada 26 Super Series BWF World Tour, Olympic Tokyo, Thomas & Uber Cup

Lebih lanjut, Axelsen juga meminta BWF memberikan pemain agenda yang lebih jelas saat bertemu media atau konferensi pers.

"Ajak para pemain bekerja sama dan beri waktu kami untuk menyiapkan diri dari jauh-jauh hari dan bukan hanya satu minggu atau dua hari sebelum turnamen. Meminta pemain hadir pada sesi tanda tangan bukan hal yang baik," kata Axelsen.

"Ayo kita bersama-sama membuat acara yang lebih besar dan lebih berpengaruh bersama para sponsor yang akan menguntungkan para pemain dan sponsor," tutur dia lagi dalam tulisannya.

(instagram.com/viktoraxelsen)

Di poin kedua, Axelsen juga meminta BWF memberdayakan wasit yang lebih kompeten untuk turnamen-turnamen BWF World Tour Super 500 dan lebih tinggi.

Banyaknya masalah pemain dengan para wasit, membuat Axelsen resah dengan kompetensi wasit yang kurang profesional di pertandingan-pertandingan penting.

"Buatlah para wasit bekerja profesional dan berilah mereka gaji yang adil, agar wasit-wasit terbaik bisa datang ke turnamen-turnamen besar," tulis dia.

"Wasit-wasit bagus ada banyak, tetapi jumlah yang tidak terlalu banyak dan tidak berpengalaman juga tak sedikit. Mari kita pastikan wasit-wasit terbaik hadir pada ajang besar," tutur Axelsen.

Momen Dramatis Anthony Ginting Gagal jadi Juara; Kecewa Dicurangi Wasit hingga Dibela Atlet Lain

Aspek lain yang menjadi sorotan Axelsen adalah distribusi hadiah yang dibahas di poin ketiga.

Axelsen ingin soal hadiah uang harus langsung diserahkan kepada pemain.

Pasalnya, selama ini uang hadiah diberikan kepada federasi dari para pemain.

Sehingga sebelum sampai tangan ke para pemain, uang tersebut terlebih dulu masuk ke federasi tiap negara, seperti PBSI, BAC, BAM, dan lain-lain.

"Berikan hadiah uang ke pemain dan bukan ke federasi. Betul, para pemain menghargai bantuan federasi, tetapi itu uang mereka," tutur Axelsen.

(instagram.com/viktoraxelsen)

Pada dua poin terakhir, Axelsen menekankan soal jadwal pertandingan dan turnamen yang kurang bersahabat.

Axelsen tak setuju dengan penambahan hari turnamen.

"Buat apa menambah satu hari dan memulai turnamen pada hari Senin? Sekarang saja masih ada pertandingan yang selesai mendekati atau bahkan melewati tengah malam," tulis dia.

Dia juga mengkritik jadwal pertandingan yang kerap baru diumumkan pada tengah malam.

Padahal idealnya pemain harus mengetahui jadwal berlaga sebelum tidur.

"Tolong pastikan jadwal pertandingan keluar sebelum pukul 7-8 malam. Para pemain kerap harus terjaga melewati jam tidur untuk mengecek situs Tournament Software dan menunggu jadwal hari berikutnya sebelum bisa tidur," tulis Axelsen.

Ada Thomas & Uber Cup dan Olympic 2020, TVRI Bakal Lanjutkan Siaran Langsung BWF World Tour 2020?

Hal tersebut bukan hanya untuk para pemain, tetapi untuk penonton yang sudah membeli tiket untuk menyaksikan laga pemain favorit.

"Saya paham ada hak televisi dan semacamnya, tetapi hal ini harus berubah, bukan cuma untuk pemain tetapi juga untuk penonton yang membeli tiket untuk menonton pemain favorit mereka," lanjutnya.

Terakhir, Viktor Axelsen menyarankan BWF soal pemakaian teknologi hawkeye agar pemain bisa memperoleh hak challenge di setiap pertandingan.

"Marilah kita memasang teknologi hawkeye pada semua lapangan pada turnamen BWF World Tour Super 750 ke atas, dan bekerja agar hal ini berlaku untuk turnamen World Tour Super 500 ke atas," tulis Axelsen.

(TribunPalu.com)

Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved