Cerita Atlet
Rogoh Kocek Lebih dari Rp500 Juta untuk Biaya Turnamen, Segini Penghasilan The Daddies, Balik Modal?
Jadi pemain non-pelatnas, The Daddies rogoh kocek hingga lebih dari Rp500 juta untuk biaya turnamen. Lalu berapakah pengasilannya? Bisa tutup modal?
Tampil mendominasi, publik Indonesia lantas menjuluki pasangan ganda campuran, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong sebagai 'Pasangan Auto-juara'.
Pasangan ini pun membuktikan julukan tersebut di tahun ini.
Tak hanya menggenggam gelar juara dunia 2019, Zheng/Huang juga melengkapi pencapaian mereka dengan menyapu bersih titel BWF Super 1000 yakni All England Open, Indonesia Open, China Open dan menjuarai BWF World Tour Finals.
Prestasi ini pun menjadikan Zheng/Huang sebagai pemain atau pasangan pertama yang mampu menciptakan rekor ini.
Bahkan, BWF sampai menyebut pencapaian Zheng/Huang tersebut sebagai 'Super Grand Slam'.
• Meski Kalah Nyesek, Momen Praveen/Melati dan Rivalnya Ini Bikin Kagum, BWF: Sangat Suka Adegan Ini!
• 4 Potret Manis Praveen dan Melati: Beri Surprise, Pelukan Selebrasi hingga Gandeng Tangan di Podium
4. BWF beri julukan baru untuk The Daddies
Kalimat 'tua-tua keladi, makin tua makin menjadi' memang sangat layak disematkan kepada pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Di tengah perbedaan arus permaianan para junior mereka, seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, serta para pasangan muda lainnya, Hendra/Ahsan tetap mampu membuktikan kepada dunia bahwa mereka belum kehabisan prestasi.
Punya ambisi untuk kembali tampil pada Olympic Tokyo 2020 membuat pasangan berjulukan The Daddies itu mendapatkan apresiasi tinggi dari BWF.
Apresiasi tersebut berupa julukan baru dari BWF yang disematkan kepada The Daddies, yakni menjelma menjadi Super Daddies.

Wajar saja, karena sepanjang tahun ini, Hendra/Ahsan berhasil meraih gelar-gelar prestisius yakni All England Open, BWF World Championships, dan BWF World Tour Finals.
Selain itu, Hendra/Ahsan juga menjuarai New Zealand Open, serta kerap menjadi runner-up.
Tak tanggung-tanggung gelar runner-up itu didapatkan sebanyak tujuh kali, yakni dari turnamen Indonesia Masters, Singapore Open, Indonesia Open, Japan Open, China Open, Denmark Open, hingga Hong Kong Open.
Dari sisi lain, Hendra Setiawan juga mengukir rekor sebagai pebulutangkis tertua yang mampu menjadi juara dunia.
Pasalnya, saat naik ke podium sebagai kampiun BWF World Championships 2019, usia Hendra genap 35 tahun.
• Pecahkan Skor Tak Lazim, Daddies Bikin BWF Heran: Siapa Lagi yang Serangan Jantung?
• Menangkan Semifinal, Ahsan/Hendra Bikin Jantungan Lagi; Capai Final Ke-10 dan Disebut Rally Terbaik
5. Kunlavut Vitidsarn ciptakan hattrick juara dunia junior
Dari level junior, prestasi mencengangkan juga berhasil diukir oleh pemain tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn.
Sosok berusia 18 tahun itu mencetak hattrick gelar juara setelah kembali naik ke podium kampiun pada Kejuaraan Dunia Junior 2019 di Kazan, Rusia.
Vitidsarn menyabet gelar jawara dunia ketiganya dengan mengalahkan tunggal putra Prancis. Christo Popov, 21-8, 21-11, pada laga final.

Sebelumnya, Vitidsarn sudah lebih dulu menjadi juara dunia junior pada tahun 2018 di Kanada dan tahun 2017 di Indonesia.
Vitidsarn pun kini membukukan rekor sebagai pemain tunggal putra pertama yang mampu meraih gelar juara dunia junior tiga tahun beruntun.
• Aksi Simpatik Ratchanok saat Bantu Gregoria yang Cedera: Lupakan Selebrasi hingga Bawakan Tas
• Karena Hal Sepele, Kevin Sanjaya Pernah Ditolak PB Djarum 13 Tahun Lalu, Kini jadi Indonesian Titans
(TribunPalu.com/Isti Prasetya)