Iran Balas Serangan Amerika, Dian Wirengjurit: Kalau Jenderal Terbunuh Konsekuensi Perang
Mantan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Iran tahun 2012-2016, Dian Wirengjurit memberikan tanggapan terkait serangan Iran ke Amerika Serikat.
Namun menurut Abdul Muta'ali aksi ini bukanlah pemicu serangan balas dendam yang akan dilakukan oleh Iran.
Abdul mengatakan bahwa Iran akan membuat kalkulasi yang sangat kuat untuk melancarkan aksi balas dendamnya.
"Ini tidak serta merta dilakukan Iran sebagai pemicu serangan balas dendam yang sangat masif, Iran akan melakukan kalkulasi yang sangat kuat," ungkap Abdul Muta'ali, dilansir dari Youtube tvOneNews.
Tak hanya itu Abdul Muta'ali menyebutkan bahwa serangan rudal ini bukanlah serangan kuat yang dilakukan Iran.
Akan ada serangan yang lebih membahayakan lagi yang dapat membuat Amerika kedodoran.
Yaitu serangan cyber.
• Konflik Iran-AS Memanas, Kemenlu Keluarkan 7 Poin Imbauan untuk WNI
• Qasem Soleimani Tewas, Sutradara Michael Moore Minta Maaf kepada Iran atas Nama Bangsa Amerika
• Ketegangan Iran dan AS Meningkat, Kemenlu RI Imbau WNI di Irak, Iran, dan Sekitarnya Waspada
TONTON JUGA:
"Karena itu mungkin rudal ini hanya permukaan saja tapi yang bergerak yang paling lebih berbahaya yang paling ditakutkan adalah serangan cyber," ujarnya.
Serangan cyber ini dinilai sebagai kekuatan yang dimiliki oleh Iran.
"Karena kekuatan pasukan luar Iran itu adalah di cyber, Amerika sempat kedodoran, sehingga mesti meratifikasi penjagaan nuklirnya dengan Iran," pungkasnya.
Iran Gelar Sayembara Berhadiah Rp1,1 Triliun untuk Kepala Trump
Pasca-serangan rudal yang menewaskan Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani dan Kepala Hashed, Abu Mahdi al-Muhandis di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020) pemerintah Iran membuat sayembara.
Sayembara tersebut yakni ditujukan kepada siapapun yang berhasil membunuh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Hal tersebut diketahui dari siaran resmi pemerintah Iran.

Tak tanggung-tanggung, Iran menawarkan hadiah sebesar 80 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 1,1 triliun untuk membayar kepala Donald Trump.