Keraton Agung Sejagat
Sesalkan Ucapan Ganjar Pranowo yang Sebut Keraton Agung Sejagat Hanya Lelucon, Polisi: Ini Kriminal
Kombes udi Haryanto menyesalkan pernyataan Gubernur Jawa Tengah yang menyebut bahwa fenomena Keraton Agung Sejagat hanyalah lelucon belaka.
TRIBUNPALU.COM - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Budi Haryanto menyesalkan pernyataan Gubernur Jawa Tengah yang menyebut bahwa fenomena Keraton Agung Sejagat hanyalah lelucon belaka.
Menurut Budi kasus ini sudah masuk dalam ranah kriminal murni.
Hal ini dibuktikan dari sejumlah aspek pendukung yang ada di lapangan.
"Dari kami bahwa fenomena terjadinya Keraton Agung Sejagat ini, ini bukan fenomena budaya atau Pak Gubernur tadi menyampaikan lucu-lucuan, bukan ini kriminal murni, Pak Gubernur ini bukan lucu-lucuan, ini kriminal murni,"
"Kenapa saya sampaikan begitu, dari Polda Jawa Tengah menilai bahwa ada beberapa aspek kita mencari fakta mencari kebenaran yang ada di lapangan," papar Budi dilansir dari tayangan di Youtube Indonesia Lawyers Club.
Aspek pertama adalah tentang filosofi.
• Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Minta Maaf, Kerajaan Agung Sejagat Bubar
• Sinuhun Totok dari Keraton Agung Sejagat Disebut Pernah Jadi Gubernur Jenderal di Sunda Empire

Polisi mencoba menyelidiki apakah keraton agung sejagat bertentangan dengan norma dan aturan yang ada di negara Indonesia.
"Aspek yang pertama kita menggunakan aspek filosofi , dengan deklarasi Keraton Agung Sejagat ini kita coba melihat apakah ini bertentangan dengan norma-norman dan aturan yang ada di negara kita," ujar Budi.
Ternyata pemimpin keraton agung sejagat Totok Santoso masih mengakui adanya negara dan pemimpin negara.
"Ternyata yang bersangkutan menyampaikan masih mengakui adanya negara Indonesia, dan presiden serta wakil presiden yang sah," sambungnya.
Hal ini berarti raja dan ratu keraton agung sejagat tidak bisa dijerat dengan pasal makar.
"Kita tidak menggunakan pasal makar karena kita tahu deklarasi keraton agung sejagat ini bukan deklarasi mendirikan negara, maka dari itu dari aspek filosofi makar tidak ada," paparnya.
Aspek kedua adalah tentang sejarah.
Di sini polisi bekerja sama dengan ahli sejarah untuk mencari tahu tentang kebenaran keraton agung sejagat apakah memang benar merupakan keturunan kerajaan terdahulu.
Setelah diselidiki ternyata dalam secara tidak pernah ada yang namanya keraton agung sejagat.