Kisah Guru di Wonogiri Belikan Sepeda untuk Muridnya, Tak Sekadar Mengajar Tapi Juga Berbela Rasa

Kisah inspiratif Anys Susilo, guru SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah, dapat menjadi praktik baik pendidikan gambaran tipikal guru.

DOK. TANOTO FOUNDATION via Kompas.com
Rehan bersama hadiah sepeda dari sang guru Anys Susilo dari SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah. 

TRIBUNPALU.COM - Curiga muridnya kerap membolos hingga terpaksa tinggal kelas, seorang guru di Kabupaten Wonogiri mendapati fakta tak biasa kala berkunjung ke rumahnya.

Seorang guru SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah bernama Anys Susilo mendapai fakta yang menggerakkan hatinya tatkala mencurigai seorang muridnya bernama Rehan sering bolos sekolah.

Anys Susilo pun memberanikan diri bertanya pada Rehan yang kini masih duduk di kelas 2 SD tersebut.



Rehan bersama hadiah sepeda dari sang guru Anys Susilo dari SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah.
Rehan bersama hadiah sepeda dari sang guru Anys Susilo dari SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah. (DOK. TANOTO FOUNDATION)

Banyak orang mengatakan menjadi seorang guru adalah panggilan hati, bukan sekadar pilihan profesi.

Oleh karenanya, tugas menjadi guru sering kali tidak dibatasi selama jam mengajar dan di ruang kelas saja.

Pendidikan di sekolah, terutama pendidikan dasar bukan semata soal akademik. Ada banyak sisi yang harus disentuh dan dikembangkan termasuk penanaman nilai baik dan karakter.

Di balik nilai akademik, sering kali muncul banyak masalah yang dapat dilihat dari nilai siswa. Bisa faktor kemampuan, minat dan bakat atau bahkan masalah keluarga, pergaulan sosial dan masih banyak lainnya.

Guru diharapkan tidak hanya mampu melihat nilai siswa semata akademik namun juga berani melihat dan mendengar lebih mendalam pribadi siswa, ikut berbela rasa dengan masalah siswa.

Ketika Rehan kerap membolos

Kisah inspiratif Anys Susilo, guru SDN 2 Pokoh Kidul, Wonogiri, Jawa Tengah, dapat menjadi praktik baik pendidikan gambaran tipikal guru yang lebih dari sekadar mengajar.

Dia guru yang dikenal mau mendengar dan melihat masalah siswanya.

Mendengar hal itu, Anys langsung mendatangi Rehan saat sedang duduk sendirian di kelas menunggu jemputan pulang orangtuanya.

Rehan saat itu tidak berani pulang sendiri. Untuk pulang ke rumahnya, dia harus berjalan kaki sekitar lima kilometer.

Itupun harus melewati hutan kecil di Wonogiri.

Teddy Bantah Menikah Siri dengan Mendiang Lina, Ini Kata Hotman Paris soal Hak Warisan

Kisah Kakek 60 Tahun, Mahasiswa Tertua Universitas Muhammadiyah Mataram yang Biayai Kuliah Sendiri

Imlek Pertama Betrand Peto sekaligus Jadi Syukuran Nama Mandarin Putra Pertama Ruben Onsu

Ini cerita Rehan...

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved