Virus Corona

Hadapi Wabah Virus Corona, China Buat Aplikasi 'Close Contact Detector'

Pemerintah China meluncurkan sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi virus corona yang disebut sebagai 'Close Contact Detector'

Sky News
Wabah virus Corona di Wuhan, China. 

TRIBUNPALU.COM - Pemerintah China meluncurkan sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi virus corona.

Aplikasi yang disebut sebagai 'Close Contact Detector' itu dapat memberitahu penggunanya apabila ia berada di dekat orang yang positif ataupun dicurigai terinfeksi virus corona.

Mereka yang terdeteksi memiliki resiko terjangkit virus akan mendapat imbauan untuk tinggal di rumah dan menghubungi otoritas kesehatan setempat.

Setiap nomor telepon yang terdaftar dapat digunakan untuk tiga nomor identitas

Untuk mengaktifkan aplikasi itu, pengguna hanya perlu memindai kode Quick Response (QR) di smartphone mereka menggunakan aplikasi seperti layanan pembayaran Alipay atau platform media sosial WeChat.

Setelah aplikasi baru itu terdaftar dengan nomor telepon, pengguna akan diminta untuk memasukkan nama dan nomor identitas mereka.

Setiap nomor telepon yang terdaftar pada aplikasi tersebut dapat digunakan untuk memeriksa status dari paling banyak tiga nomor identitas.

Aplikasi 'Close Contact Detector' merupakan hasil kerja sama pemerintah dan China Electronics Technology Group Corporation

Viral Pria Keturunan China di Italia Lakukan Aksi Lawan Rasisme: Saya bukan virus, saya manusia

Viral Warga China Lindungi Binatang Peliharaan dari Virus Corona, Pakai Masker hingga Kantong Kresek

COVID-19 Ditetapkan Sebagai Nama Resmi Virus Corona Baru, Apa Makna Signifikan dari Nama Ini?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama resmi untuk virus corona baru (2019-nCoV), COVID-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama resmi untuk virus corona baru (2019-nCoV), COVID-19. (Twitter/@WHO)

Berdasarkan laporan BBC pada Selasa (11/2/2020) lalu, aplikasi ini dikembangkan oleh badan pemerintahan China dan perusahaan China Electronics Technology Group Corporation.

Aplikasi ini juga didukung dengan data dari otoritas kesehatan dan transportasi.

Seperti yang telah banyak diketahui bahwa pemerintah China melakukan pengawasan cukup ketat terhadap warganya.

Namun terkait dengan aplikasi ini, sejumlah ahli berpendapat bahwa hal ini tidak akan menjadi sesuatu yang kontroversial di negara tirai bambu itu.

"Di China, dan di seluruh Asia, data bukanlah sesuatu yang perlu untuk dikunci (locked-down), ini merupakan sesuatu yang dapat digunakan.

Asalkan data itu digunakan secara transparan, serta dengan persetujuan jika diperlukan," ungkap Carolyn Bigg, seorang pengacara teknologi yang berbasis di Hong Kong.

Ia menambahkan, dari perspektif orang China, hal ini merupakan sebuah layanan yang sangat berguna.

Halaman
12
Sumber: Tribun Palu
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved