Virus Corona

5 Mitos Salah tentang Virus Corona COVID-19 yang Harus Diluruskan, Termasuk Penggunaan Antibiotik

Di tengah merebaknya wabah virus corona jenis baru, beredar pula informasi salah mengenai asal virus dan bagaimana cara mengobatinya.

Editor: Imam Saputro
Twitter/@WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama resmi untuk virus corona baru (2019-nCoV), COVID-19. 

Satu-satunya cara virus tersebut dapat menular adalah melalui kontak.

Contohnya, kasus pertama penularan antar-manusia di Amerika Serikat terjadi di antara pasangan suami-istri yang tinggal bersama di rumah yang sama.

Kasus penularan lain terjadi pada pasien dan dokter di rumah sakit di China.

Partikel virus corona jenis baru terbilang berat dan biasanya akan jatuh ke tanah di sekitar orang yang sakit, bukan mengawang-awang di udara dan menular lewat udara.

Hal ini membuat sifat penularan virus corona 'sedikit' lebih sulit ketimbang penyakit lain, seperti campak, yang bisa menular lewat udara.

Pakar epidemi yang meneliti virus corona jenis baru menemukan bahwa satu orang yang terinfeksi dapat menularkan virus ke satu hingga tiga orang lainnya, mirip seperti flu musiman.

4 Zodiak yang Paling Lama Balas Chat atau Pesan Teks: Taurus Baca Sih, Tapi Lupa Balas

Kronologi Lansia 76 Tahun Rampok Toko Emas, Bawa Kabur 3 Kg Emas, Polisi Tembak Kaki Kanannya

Sejauh ini, anak-anak lebih kebal terhadap virus corona jenis baru.

Hampir sama seperti SARS, jumlah kematian akibat virus corona COVID-19 pada pasien dengan usia di bawah 15 tahun jauh lebih sedikit.

Seorang ibu yang terjangkit virus corona jenis baru bahkan dilaporkan melahirkan bayi yang sehat.

Sementara itu, penelitian terbaru Lancet menunjukkan rata-rata usia pasien virus corona jenis baru ini adalah 55 tahun.

3. Virus corona jenis baru COVID-19 tidak sama seperti flu musiman. Sejauh ini, bukti yang ada menunjukkan penyakit tersebut lebih mematikan.

Kasus COVID-19 biasanya bermula dengan demam dan batuk kering.

Sebanyak 80 persen diagnosanya ringan, dan sebagian besar orang yang sakit di China bisa sembuh.

Namun, virus corona jenis baru tampak lebih mematikan ketimbang flu musiman.

Angka kematian COVID-19 tercatat sebesar 2,3 persen, menurut jumlah yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China.

Sebagai perbandingan, angka kematian dari flu musiman biasanya hanya mencapai 0,1 persen.

Kasus Virus Corona Meningkat di Iran, 54 Ribu Tahanan Dibebaskan untuk Sementara

Tanggapi Kasus Virus Corona di Indonesia, Jusuf Kalla: Semoga Tidak Seperti Korea dan Iran

Jawaban Wali Kota Depok saat Dikecam karena Buka Alamat Pasien Corona Bikin Yunarto Berkata Kasar

Namun, tidak semua orang memiliki risiko yang sama saat terjangkit virus corona COVID-19.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved