Kesaksian Pasien Corona yang Sembuh dalam 9 Hari: Sulit Bernafas adalah Puncak Penderitaan

Simak Kesaksian Pasien Corona yang Sembuh dalam 9 Hari: Sulit Bernafas adalah Puncak Penderitaan

Editor: Imam Saputro
Shutterstock
Virus Corona 

Julie terjaga dari tidurnya karena ia merasakan sangat sakit di kepala.

"Saat itu, kamar tidur saya rasanya berputar," kata Julie, menceritakan bagaimana sakit kepalanya.

Julie menuju rumah sakit keesokan harinya.

Ia pun dinyatakan positif terkena Covid-19, alias penyakit flu yang disebabkan Virus Corona.

Julie pun ditempatkan dalam ruang isolasi.

Julie mengatakan, mengalami Covid-19 awalnya seperti flu biasa.

Tapi, kemudian puncak serangan datang.

Menurut dia, saat itu sangat sulit untuk bernafas.

"Saat dalam masa kritis, satu hal yang saya rasa sulit lakukan adalah bernafas,"

"Rasanya paru-paruku ini sedang diajak berpacu," kata Julie.

Julie menggambarkan, ketika itu begitu susah untuk bernafas.

"Sangat beda rasanya ketika dalam kondisi normal. Anda mungkin tak akan sadar kalau sedang bernafas," ujar Julie.

Karena sulit bernafas ini, Julie merasa kepayahan untuk melakukan sesuatu.

Ia menggambarkan, berjalan dari ranjang ke kamar mandi yang hanya 5 meter misalnya, akan benar-benar melelahkan.

"Aku ingat hal yang tak bisa kulakukan adalah berjalan, karena rasanya sangat susah bernafas,"

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved