Kisah Susanto dan Anaknya, Penyintas Kanker yang Berjalan dari Desa ke Desa demi Mencari Masker
Masker menjadi kebutuhan pokok sehari-hari bagi Siswanto dan anaknya Celine, dua penyintas kanker di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.
Susanto melanjutkan ceritanya, biasanya ia membeli satu boks masker dengan harga berkisar Rp23.000 hingga Rp40.000.
• Juru Bicara Penanganan COVID-19: Kondisi 4 Pasien Positif Corona Membaik
• Sebut Corona Virus Unik, WHO Berasumsi Covid-19 Tak Akan Hilang saat Cuaca Panas Layaknya Flu Biasa

Namun setelah informasi penyebaran virus corona di Indonesia merebak, masker semakin diburu oleh masyarakat dan membuat harganya melambung tinggi.
Susanto mengatakan menemukan masker dibanderol dengan harga Rp220.000 dan bisa mencapai Rp400.000 per boks-nya.
Akibat kondisi inilah, Siswanto berinisiatif membagikan keadaannya besama putrinya ke media sosial.
Dengan tujuan memberikan pesan kepada pihak-pihak terakit untuk bisa menyediakan masker kepada yang membutuhkan seperti mereka.
"Bagaimana yah, soalnya persediaan masker kosong di daerah saya. Jadi saya posting itu," katanya.
Pascaviralnya keadaan keduanya sejumlah bantuan terutama masker mengalir.
"Setelah viral postingan saya ada teman-teman yang bersedia kirim masker untuk saya pribadi. Saya sendiri ada dua boks yang isinya ada puluhan biji," ungkap Susanto Tan.
• Tak Hafal Pancasila di Panggung Puteri Indonesia 2020, Kalista Iskandar Beri Penjelasan
• Lakukan Penyamaran untuk Cari Tahu Pelaku Perampokan Adiknya, Nasib Polisi Ini Berakhir Tragis
Ia menegaskan masker-masker tersebut akan digunakan secara pribadi yang bisa mencukupi kebutuhan untuk satu bulan ke depan.
Susanto Tan juga telah menyiapkan cara alternatif jika persediaan maskernya telah habis dan belum bisa mendapatkannya di pasaran.
Yakni dengan menggunakan masker kain untuk sementara waktu.
"Pakai masker kain pengendara motor, sementara menghindari polusi .Habis pakai dicuci supaya tidak ada bakteri dan jemur lagi," bebernya.
Terakhir, ia berharap masker dan antiseptik kembali tersedia di daerahnya.
"Penimbunan punya memiliki belas kasihan terlebih kepada penderita kanker. Itu sangat kami butuhkan. Misalkan di jual jangan terlalu tinggi. Beberapa persen kami masih sanggup membelinya. Kalau harganya 400 ribu kami nggak sanggup," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Siswanto Penyintas Kanker Pergi dari Desa ke Desa Demi Mendapatkan Masker